Boyolali, (Antaranews Kalsel) - Tim dari Arkeolog Museum Boyolali menyatakan hasil pemeriksaan data yang dikumpulkan di lokasi penemuan situs struktur batu di Dukuh Kebon Luwak Desa Ringin Larik Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, dipastikan bekas bangunan candi.

"Kami setelah mengecek dan hasil pengumpulan data sementara oleh tim Arkeolog Museum Boyolali, selain struktur batu-batuan yang ditemukan di lokasi penggalian embung itu, juga sejumlah lempeng kekuningan di dalam kotak batu," kata Pratiwi Yuwono selaku koordinator tim Arkeolog Museum Boyolali, di Musuk Boyolali, Selasa.

Menurut Pratiwi Yuwono, lempeng logam yang ditemukan di dalam struktur batu tersebut biasanya berupa emas atau kuningan yang dinamakan "Pripih". Pada zaman dahulu benda itu, menjadi salah satu syarat dalam pendirian bangunan candi.

Menurut dia, pripih biasanya ada tuliskan huruf Jawa kuno, dan biasanya ditempatkan di bagian bawah struktur bangunan candi. Pripih itu, biasanya ditanam di bawah pondasi candi bersama dengan syarat benda lain, seperti biji-bijian.  
    
"Pripih itu, biasanya berisi doa-doa atau mantera agar bangunan candi membawa berkah," katanya.

Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan bangunan candi tersebut peninggalan apakah zaman Hindu atau Budha, karena harus bisa membaca prasasti candi kapan waktu pembuatannya.

"Jika melihat struktur batuan di lokasi penemuan merupakan batu vulkanis. Kami hanya bisa memastikan usia candi itu, lebih muda dibandingkan Prambanan dan Borobudur," katanya.

Kendati demikian, pihaknya menyarankan agar Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata Boyolali segera melaporkan penemuan situs itu, ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng untuk dilakukan ekskavasi lebih lanjut.

Menurut Aris Winarno (64) salah satu warga Desa Ringin Larik, puluhan bongkah batu yang mempunyai bentuk kotak dan tapal kuda ditemukan oleh warga, di lokasi penggalian embung Dusun Kebun Luwak, Kecamatan Musuk, diduga bangunan candi, pada Kamis (28/7).

Aris Winarno mengatakan pelaksana pembangunan embung menemukan struktur batu yang diduga bangunan kuno berukuran panjang 14 centimeter lebar 13,5 cm, dan tinggi 6 cm.

Bahkan warga setempat juga menemukan sejumlah lempengan logam warna kuning dengan aksara Jawa kuno, di dalam kotak batu tersebut.

Menurut Kepala Disbudpar Boyolali, Mulyono Santoso, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPCB Jawa Tengah, untuk melakukan penelitian menggali informasi penemuan situs bangunan candi di Musuk itu.

Menurut Mulyono, BPCB Jateng yang memiliki tenaga ahlinya untuk penelitian ke lokasi penemuan situs, sehingga akan diketahui lebih mendalam peninggalan benda cagar budaya itu./f

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016