Amuntai, (Antaranews. Kalsel) -Perusahan Daerah Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mengalami penurunan pendapatan akibat perubahan beberapa kebijakan.


Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid di Amuntai, Senin mengatakan akibat penurunan pendapatan PD BPR ini berdampak terhadap penerimaan deviden dari hasil penyertaan modal.

"Sebelumnya di 2014 deviden yang diterima Pemda Hulu Sungai Utara dari empat buah PD BPR mencapai Rp1,2 miliar, sedangkan di 2015 hanya Rp634,6 juta, menurun sekitar 51 persen," ujar Wahid.

Wahid mengatakan, terjadinya penurunan deviden dari PD BPR disebabkan perusahaan daerah ini tengah mengalami persoalan terkait perubahan beberapa kebijakan yang berdampak menurunkan pendapatannya.

Pada rapat paripurna di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) HSU, Wahid memaparkan, adanya perubahan ketentuan dan aturan mengenai kebijakan penempatan dana dan setoran modal menjadi salah satu penyebab menurunkan pendapatan PD BPR.

Selain itu, lanjutnya, adanya pemindahan pembayaran Alokasi Dana Desa (ADD) dari PD BPR kepada Bank Rakyat Indonesia dan pengembalian dana deposito Pemda HSU dari BPR sebesar Rp1 miliar menjadi penyebab lainnya.

"Akibatnya BPR terpaks harus mencari dana talangan ke pihak lain dengan suku bunga mencapai 12 persen yang meningkatkan pembiayaan," terang Wahid.

Pada 2015, kata Wahid, penyertaan modal dari Pemda HSU juga agak terlambat dicairkan ke BPR sehingga belum bisa memberikan kontribusi bagi hasil laba kepada Pemda HSU.

Ditambahkannya, terjadinya perubahan dalam sistem pencatatan akuntansi juga membebani keuangan BPR, karena pada tahun sebelumnya pembentukan PPAP atau cadangan penyisihan penghapusan belum 100 persen dilaksanakan, baru pada 2015 pembentukan dana cadangan PPAP dilaksanakan sesuai keterntuan, sehingga membebani keuangan perusahaan.

Secara umum, kata Wahid, penurunan deviden juga disebabkan perekonomian Kalimantan Selatan yang belum stabil, sehingga berimbas di Kabupaten HSU.

"Dalam kondisi perekonomian Kalsel yang belum stabil, BPR jadi lebih selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan kredit guna menghindari kredit macet,"pungkasnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016