Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Direktur Utama PT Bank Kalsel Irfan menyatakan pihaknya ke depan akan lebih memperbanyak penyaluran bantuan berupa kredit produktif.

Pernyataan Dirut bank milik pemerintah provinsi setempat itu menjawab pertanyaan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Jumat (22/7), usai menghadiri rapat paripurna DPRD provinsi tersebut.

Ia mengaku dalam penyaluran pinjaman uang dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang jasa perbankan tersebut selama ini lebih banyak yang konsumtif dibandingkan dengan kredit produktif.

"Selama ini penyaluran bantuan pinjaman dari Bank Kalsel berbanding 60 persen kredit konsumtif dan 40 persen kredit produktif," tutur putra almarhum H. Ideham Jarkasi, pendiri Sekolah Hakim dan Djaksa (SHD) Banjarmasin tahun 1960-an.

Mengenai nilai kinerja buruk bagi Bank Kalsel yang baru sekitar 4 tahun berubah badan hukum dari bentuk perusahaan daerah menjadi perseroan terbatas (PT), dia mengatakan bahwa pihaknya akan terus membenahi manajemen BUMD milik pemprov tersebut.

"Seiring dengan tuntutan dan perkembangan zaman, khususnya dunia perbankan, sudah barang tentu kami akan terus memberpaiki manajemen dan berusaha meningkatkan kinerja," kata Irfan.

Penilaian baruk terhadap Bank Kalsel itu oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menunjuk contoh perolehan hasil usaha dari modal dasar Rp1,5 triliun hanya mendapatkan untung sekitar Rp150 miliar.

Sementara itu, bank milik pemprov lain dengan modal dasar di bawah Rp1 triliun mampu meriah keuntungan sekitar Rp500 miliar, ungkap salah seorang anggota Komisi II (Bidang Ekonomi dan Keuangan) DPRD Provinsi Kalsel.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016