Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Mantan Direktur Eksekutif Alternatif Dana Moneter Internasional Cyrillus Harinowo mengungkapkan penggunaan rupiah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara oleh pemerintahan saat ini lebih baik dari kondisi sebelum-sebelumnya.

Dalam seminar di Unika Atma Jaya, Jakarta, Selasa malam, Harinowo berpendapat bahwa belanja pemerintah pada dasarnya bukan sekadar tentang seberapa besar kenaikan jumlah APBN, namun yang juga penting adalah aspek kualitas belanjanya.

"Sebagai contoh Kementerian Perhubungan dari dulu punya anggaran membangun kapal-kapal. Ternyata jumlah kapal yang dibangun dalam lima tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terakhir sama dengan jumlah kapal yang dibangun satu tahun zaman Menteri Perhubungan Ignasius Jonan," kata Komisaris Independen BCA tersebut.

Harinowo juga mencontohkan pembangunan jalan di Kalimantan Barat yang sudah menggunakan aspal berlapis-lapis.

Dia mengatakan jalur Trans Kalimantan Pontianak-Tayan kualitas jalannya mendekati tol.

"Belanja pemerintah bukan hanya dari segi jumlahnya, tetapi juga harus kualitasnya. Saya melihat betul 'delivery' yang dilakukan oleh Presiden Jokowi bagus," kata penulis buku "Musim Semi Perekonomian Indonesia" tersebut.

Sementara itu, Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Unika Atma Jaya, YB Suhartoko mengatakan APBN saat ini tidak hanya tentang penerapan anggaran, namun juga bagaimana setiap rupiah mampu memberikan dampak ekonomi sesuai 'spending review' yang dilakukan di level kementerian dan lembaga.

"Anggaran belanja merupakan alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi atau peredam inflasi. Tapi sering kali APBN hanya bicara mengenai pembiayaan, tidak ada fungsi pertumbuhan maupun stabilisasinya," kata dia.

Suhartoko berpendapat pemerintah sekarang harus lebih memerhatikan tentang dampak ekonomi dan kesejahteraan dari belanja negara, bukan hanya menghitung tingkat penyerapan anggarannya saja./f

Pewarta: Calvin Basuki

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016