Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menyimpan banyak keanekaragaman hayati yang luar biasa termasuk pohon loa menjadi rumah nyaman bagi satwa liar.

Muhammad Jumani selaku Direktur Ekskutif Yayasan Hutan Hujan Tropis pengelola Taman Biodiversitas Lembah Bukit Manjai, Selasa, mengatakan beragam jenis spesies tumbuhan saling mengisi dan membentuk vegetasi yang erat dan saling melengkapi sehingga mampu memberikan “rumah” yang nyaman bagi organisme lain yang hidup di dalamnya.
 
Salah satu jenis tumbuhan penting yang mengisi vegetasi ini adalah buah loa atau buah ara tandan (Ficus sp). 

Buah yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “cluster fig” ini seringkali dianggap sepele, padahal tanaman yang jika digores akan mengeluarkan getah berwarna putih ini selain berperan penting dalam menopang ekosistem juga berpotensi sebagai sumber pangan dan obat-obatan.
 
Menurut Jumani sebutan akrab peminat konservasi tumbuhan langka ini, beberapa jenis tumbuhan loa merupakan spesies kunci hutan tropis karena selain kanopinya merupakan “rumah” berbagai spesies hewan terutama burung, kelelawar dan hewan pengerat.

Buahnya adalah makanan penting bagi Rangkong gading (Rhinoplax vigil yang oleh IUCN digolongkan sebagai satwa dilindungi berstatus kritis (Critically Endangered).

Menurut hasil penelitian di Sabah, Malaysia yang telah dipublikasikan di Tropical Conservation Science, telah menemukan 42 persen dari burung-burung yang diketahui dan 73 persen dari mamalia yang diketahui mendapat makanan dari pohon loa. 

Namun hewan-hewan pemakan buah loa membalas budi pohon tersebut dengan menyebarkan bibit dan genetik ke seluruh hutan.
 
Tumbuhan loa merupakan spesies kunci hutan tropis. (ANTARA/Firman)


Jumani berencana menanam lebih banyak lagi berbagai jenis pohon loa di Taman Biodiversitas ntuk meningkatkan keberadaan buah bagi spesies yang terancam punah itu.

Karena frugivora (spesies pemakan buah) terutama sensitif akan pemburuan dan deforestasi. 

Mengingat ditaman biodiversitas yang luasannya hanya lebih kurang dua hektar saja ini, hanya ditumbuhi tiga batang pohon loa, dia juga bertekat memperluas kawasan tersebut melalui program wakaf lahan.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023