Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan mulai memasok ikan patin ke Jakarta untuk memenuhi permintaan ikan konsumsi bagi masyarakat ibukota tersebut.

"Produksi ikan patin kawasan Minapolitan cukup besar dan bisa memasok ke luar daerah termasuk Jakarta dan pulau Jawa terutama apabila produksinya ditingkatkan," ujar Bupati Banjar Khairul Saleh di Martapura, Selasa.

Pengiriman perdana menandai kesiapan memasok ikan konsumsi itu dilakukan bupati, Senin dengan melepas lima unit truk pengangkut ikan patin segar dari kawasan Minapolitan Desa Cindai Alus Martapura menuju Jakarta.

Menurut bupati, kawasan Minapolitan dengan total luasan 6.406 hektar memiliki potensi lahan kolam seluas 1.195 hektar pada 2010 mampu memproduksi ikan patin 12.270,4 ton.

Dijelaskan, produksi ikan yang dikenal dengan sebutan "Catfish" tersebut setiap tahun cenderung meningkat yang mana pada 2008 yang menandai keberadaan kawasan Minapolitan sudah mampu produksi 3.470,59 ton per tahun.

Setahun kemudian, produksi ikan air tawar yang dipelihara di kolam itu naik menjadi  4.454,20 ton dan pada 2010 produksinya  menembus 12 ribu ton lebih.

"Kami optimis, target produksi tahun 2011 semakin meningkat seiring pengembangan kawasan Minapolitan yang saat ini mampu memproduksi ikan patin hingga 25 ton per hari," ungkapnya.

Dikatakan, produksi ikan di kawasan Minapolitan itu mampu memenuhi kebutuhan hampir seluruh wilayah di Provinsi Kalsel termasuk provinsi tetangga seperti Kalteng dan Kaltim.

"Pasokan ke Jakarta dan daerah lainnya ke Pulau Jawa itu sebagai bentuk pengembangan hasil produksi dan kami tetapi menjamin pasokan lokal dan provinsi lain tetap aman," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad Kamis (18/8) mengunjungi kawasan Minapolitan untuk melihat langsung pengembangan dan produksi ikan patin di kawasan setempat.

Menteri sempat kagum melihat keberhasilan pembudidayaan ikan patin di tempat itu sehingga mengeluarkan pernyataan siap menghentikan impor ikan patin yang selama ini didatangkan dari Thailand dan Vietnam.

"Kami siap menghentikan impor ikan patin dari luar negeri karena sudah ada kawasan Minapolitan dengan komoditas patin yang mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya saat itu.

Dikatakan, impor ikan yang juga dikenal dengan sebutan ikan Dori itu ke Indonesia cukup banyak karena setiap kali pengiriman mencapai ratusan kontainer dan paling banyak disebar di wilayah Jakarta.

"Jika impor bisa digantikan produksi dalam negeri banyak sekali keuntungannya sehingga kami mendorong kawasan Minapolitan mampu menambah produksi guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat," katanya./zal*C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011