Budayawan Kalimantan Selatan (Kalsel) sekaligus pengamat kebijakan publik Fisip Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Taufik Arbain mendukung pelestarian kain tenun ikat Sarigading, khas Hulu Sungai Utara (HSU) oleh Husaini, pemuda milineal asal HSU.
"Saya kira kain tenun ikat Sarigading ini merupakan kain tenun keramat, selain awalnya berwarna kuning, kain ini merupakan kain pembesar kerajaan masa lalu dan kain pengobatan pada masa tertentu," kata Taufik Arbain, yang juga menjabat Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Banjar Kalsel, di Banjarmasin, Minggu.
Di posisi awal kain ini sebenarnya sama dan mirip dengan kehadiran kain motif Sasirangan yang semula sebagai kain pengobatan, atau oleh orang Banjar dikenal dengan istilah "penanambaan".
Baca juga: Husaini, pemuda milineal lestarikan kain tenun ikat Sarigading khas HSU
"Fakta ini pula terkadang, ada pandangan orang dan rasa “kehati-hatian” mengenakan kain tenun Sarigading ini, sehingga ianya tidak sepopuler dan dan sefamiliar kain Sasirangan yang kita kenal," ujar Taufik, yang keseharian berprofesi Ketua Prodi Magister Administrasi Publik Fisip ULM.
Menurut Taufik, dalam rangka mendorong varian motif dalam kekhasan kain yang dimiliki etnis Banjar, perlu ada kebijakan khusus pemanfaatan, pendayagunaan jenis kain Sarigading ini.
Sebagaimana dahulu masa Gubernur HM Said, lewat ibu Noorlatif Said jenis kain Sasirangan dipilih sebagai kain motif khas Banjar, hingga bisa disaksikan bagaimana perkembangan motif, pewarnaan, dan model penenunan kain sasirangan yang mengikuti zaman dan khas.
“Tentu guna mendorong hal ini bisa berkembang menjadikan ikon baru diperlukan kebijakan pemerintah kita yang terkait," jelas Taufik.
Baca juga: Pengusaha China tertarik kerajinan eceng gondok serta purun Amuntai
Baik lintas sektor penting, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan dan UMKM. Kebijakan lintas sektor penting dikonstruksi dalam rangka mendorong percepatan pengenalan kain tenun Sarigading ke publik.
Lebih dari itu, perlu sekali keterlibatan swasta, khususnya dalam rangka membangkitkan gairah jiwa kewirausahaan di bidang penenunan kain Sarigading ini, agar bisa memasyarakat dan memiliki multi fungsi sebagaimana sasirangan.
”Kita sangat mengapresiasi kalau ada kalangan swasta dan pengusaha ikut andil dalam mendorong kebangkitan usaha tenun Sarigading, agar bisa maju sebagaimana Sasirangan," ungkap lulusan Doktor Manajemen dan Kebijakan Publik UGM ini.
Ditambahkan Taufik, kolaborasi pemerintah dan swasta sangat ideal sebagai pendekatan membantu kebijakan pemerintah, guna percepatan usaha ini dan dalam rangka membantu perekonomian masyarakat, selain melestarikan nilai-nilai kebudayaan.
Baca juga: Importir tiga negara sudah kunjungi Galeri kerajinan HSU
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Saya kira kain tenun ikat Sarigading ini merupakan kain tenun keramat, selain awalnya berwarna kuning, kain ini merupakan kain pembesar kerajaan masa lalu dan kain pengobatan pada masa tertentu," kata Taufik Arbain, yang juga menjabat Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Banjar Kalsel, di Banjarmasin, Minggu.
Di posisi awal kain ini sebenarnya sama dan mirip dengan kehadiran kain motif Sasirangan yang semula sebagai kain pengobatan, atau oleh orang Banjar dikenal dengan istilah "penanambaan".
Baca juga: Husaini, pemuda milineal lestarikan kain tenun ikat Sarigading khas HSU
"Fakta ini pula terkadang, ada pandangan orang dan rasa “kehati-hatian” mengenakan kain tenun Sarigading ini, sehingga ianya tidak sepopuler dan dan sefamiliar kain Sasirangan yang kita kenal," ujar Taufik, yang keseharian berprofesi Ketua Prodi Magister Administrasi Publik Fisip ULM.
Menurut Taufik, dalam rangka mendorong varian motif dalam kekhasan kain yang dimiliki etnis Banjar, perlu ada kebijakan khusus pemanfaatan, pendayagunaan jenis kain Sarigading ini.
Sebagaimana dahulu masa Gubernur HM Said, lewat ibu Noorlatif Said jenis kain Sasirangan dipilih sebagai kain motif khas Banjar, hingga bisa disaksikan bagaimana perkembangan motif, pewarnaan, dan model penenunan kain sasirangan yang mengikuti zaman dan khas.
“Tentu guna mendorong hal ini bisa berkembang menjadikan ikon baru diperlukan kebijakan pemerintah kita yang terkait," jelas Taufik.
Baca juga: Pengusaha China tertarik kerajinan eceng gondok serta purun Amuntai
Baik lintas sektor penting, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan dan UMKM. Kebijakan lintas sektor penting dikonstruksi dalam rangka mendorong percepatan pengenalan kain tenun Sarigading ke publik.
Lebih dari itu, perlu sekali keterlibatan swasta, khususnya dalam rangka membangkitkan gairah jiwa kewirausahaan di bidang penenunan kain Sarigading ini, agar bisa memasyarakat dan memiliki multi fungsi sebagaimana sasirangan.
”Kita sangat mengapresiasi kalau ada kalangan swasta dan pengusaha ikut andil dalam mendorong kebangkitan usaha tenun Sarigading, agar bisa maju sebagaimana Sasirangan," ungkap lulusan Doktor Manajemen dan Kebijakan Publik UGM ini.
Ditambahkan Taufik, kolaborasi pemerintah dan swasta sangat ideal sebagai pendekatan membantu kebijakan pemerintah, guna percepatan usaha ini dan dalam rangka membantu perekonomian masyarakat, selain melestarikan nilai-nilai kebudayaan.
Baca juga: Importir tiga negara sudah kunjungi Galeri kerajinan HSU
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023