Kementerian Sosial memfasilitasi perlindungan sosial bagi 385 warga negara Indonesia dari Sudan yang tengah dilanda konflik.
Sebelum kembali ke kediaman masing-masing, ketibaan kloter l yang terdiri dari usia anak-anak maupun dewasa 248 perempuan dan 137 laki-laki itu akan menerima layanan pengungsian dan perlindungan sosial dari Kementerian Sosial.
“Kementerian Sosial di kluster pengungsian dan perlindungan telah melakukan pelayanan optimal dalam proses evakuasi WNI dari Sudan. Kami sudah siapkan mulai dari pemenuhan kebutuhan logistik hingga makanan,” kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Non Alam Kementerian Sosial (PSKBNA) Mira Riyati di Jakarta, Jumat.
Para WNK tersebut menumpang pesawat Garuda GA991, telah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat. Layanan diberikan setibanya para WNI di Negara Indonesia yang dibagi 3 kloter, yaitu kloter pertama pada 28 April 2023 sebanyak 385 WNI, kedua pada 30 April 2023, dan ketiga pada 1 Mei 2023.
Secara rinci Kementerian Sosial sudah menyiapkan beberapa layanan pemenuhan kebutuhan logistik selama di asrama haji berupa: kidsware, pakaian dewasa pria dan wanita, pakaian anak, mainan edukasi anak, pakaian dalam pria dan wanita, perlengkapan mandi, makanan nasi box dengan total bantuan Rp1.114.770.000 dan Layanan Dukungan Psikososial yang diberikan selama 5 (lima) hari sejak 28 April hingga 2 Mei 2023.
"Setibanya di Indonesia, para WNI akan dibawa ke Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan, test antigen, pemenuhan kebutuhan dasar logistik, dan penginapan sementara sebelum kembali ke daerah masing-masing," kata Mira.
Lokasi pengungsian di Asrama Haji Pondok Gede sudah disiapkan 3 tower yang terbagi menjadi 1 tower untuk keluarga, 1 tower untuk pria lajang, 1 tower untuk wanita lajang, dan 1 gedung tambahan bagi WNI yang sakit.
"Selain itu, Kementerian Sosial menyiapkan 7 psikolog untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial, 1 tenda untuk tempat bermain anak-anak, 1 tenda lainnya untuk Posko Kesehatan dari Kementerian Kesehatan," lanjut Mira.
Sarniah binti sarnata (31), salah satu WNI yang baru tiba di Tanah Air, mengatakan bahwa proses pemulangan ini segera dilakukan oleh Pemerintah Indonesia mengingat terjadinya konflik bersenjata yang makin memburuk antara Militer Pemerintah Sudan dan Milisi Rapid Support Force (RSF) di Khartoum tanggal 15 April 2023.
“Saya sudah berada disana selama 8 tahun, disana ada bom ada perang gitu. Alhamdulillah tahunya ada tiket pemulangan. Terima kasih kepada Kemensos yang memberikan bantuan logistik. Namanya saya kurang mampu. Mau pulang nggak ada duit dari dulu mau pulang tapi nggak ada uang,” jelas Sarniah.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini telah mengaktifkan 2 kluster untuk penanganan darurat yaitu Klaster Kesehatan yang dikoordinir oleh Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis dan Klaster Pengungsian dan Perlindungan yang dikoordinir oleh Kementerian Sosial dengan didukung juga oleh lembaga-lembaga non pemerintah.
Proses pemulangan para WNI dari Sudan ini direncanakan melalui 2 skenario, yakni melalui pemulangan mandiri dengan dijemput oleh keluarga dan melalui pemerintah daerah.
Pemulangan WNI dari Sudan ke Indonesia hingga ke daerah masing-masing ini berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KemenkoPMK), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama hingga Kepolisian.
Baca juga: Lima Alumni Ma'had Al-Birr Unismuh berhasil dievakuasi KBRI Sudan
Baca juga: TNI evakuasi rombongan terakhir WNI dari Port Sudan ke Jeddah
Baca juga: Menlu: 385 WNI dari Sudan telah tiba di Indonesia
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Muhammad Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023