Pelaihari, (Antaranews kalsel) - Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Ahmad Hairin mengatakan, hutan Mangrove yang hingga saat ini masih terjaga kelestariannya di Tanah Laut seluas 3.000 hektare.
     

"Jumlah itupun saat ini kondisinya perlu perhatian, karena banyak mengalami kerusakan," ujar Kadishut Tanah Laut Ahmad Hairin, di Pelaihari, Rabu (1/6).
     
Menurut dia, 3.000 hektare luas hutan Mangrove di Tanah Laut tersebut tersebar dari Kecamatan Kintap, Kecamatan Jorong, Kecamatan Takisung, Kecamatan Panyipatan, Kecamatan Kurau dan Kecamatan Bumi Makmur.
     
Diutarakannya, jika keberadaan hutan Mangrove tersebut dibiarkan begitu saja, maka dikhawatirkan keberadaannya semakin berkurang dari jumlah yang ada.
     
Namun demikian, sebut dia, Dinas Kehutanan Tanah Laut tetap berupaya melakukan reboisasi di hutan Mangrove tersebut agar tetap lestari.
     
Dari hasil penanaman itu, jelas dia, ada yang berhasil tumbuh, ada juga yang gagal karena derasnya hantaman ombak air laut, padahal sudah dilakukan modifikasi tanam.
     
Pentingnya pelestarian hutan Mangrove, jelas dia, agar populasi ikan tetap terjaga, dan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan tersebut.
     
Sebab hutan Mangrove yang kondisinya baik, terang dia, dapat mengembalikan kondisi lingkungan dari abrasi, dan ranting-ranting yang sudah mati bisa dijadikan kayu bakar.
     
Lebih lanjut dia mengemukakan, dalam upaya menjaga kelestarian pantai di Tanah Laut, Dinas Kehutanan juga menanam jenis pohon lain seperti, Rambai Padi.
     
Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Tanah Laut Riyadi mengatakan, pelestarian hutan Mangrove sepanjang garis pantai Tanah Laut dilakukan Badan Lingkungan Hidup Tanah Laut bersama beberapa perusahaan tambang batu bara.
     
"Kita bekerjasama dengan beberapa perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Tanah Laut melakukan rebosiasi hutan Mangrove," demikian tegasnya.
    

Pewarta: Arianto

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016