Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Selaras dengan visi, fokus agenda pembangunan lima tahun ke depan yang akan dilaksanakan adalah mewujudkan Kabupaten Kotabaru sebagai daerah unggulan di bidang agrobisnis dan kepariwisataan, untuk menjadi daerah yang mandiri dan sejahtera.


"Kita tidak bisa lagi mengandalkan hasil pertambangan, masalah hasil dari dalam perut bumi Kotabaru yang pernah menjadi andalan Kotabaru itu kini tinggal cerita," kata Bupati Kotabaru H Sayed Jafar, menyambut puncak peringtatan hari jadi Kabupaten Kotabaru ke-66, Senin.

Pemerintahan Sayed Jafar bersama Burhanudin yang dilantik 17 Februari 2016 menjadi Bupati dan wakil Bupati itu bertekad untuk mengalihkan fokus sumber pendapatan dari sektor pertambangan batu bara dan bijih besi ke sektor pertanian dalam arti luas, dan kepariwisataan.

Untuk mewujudkannya, duet pengusaha bahan bakar minyak dan transportasi laut dengan politikus itu, menyusun tujuh langkah strategi sebagai motor penggerak gerbong lokomotifnya yang dimuat dalam misinya.

Mengembangkan dan meningkatkan sektor-sektor produksi di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan kelautan untuk menunjang eko wisata dan agrobisnis serta mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memaksimalkan potensi strategis yang ada di Kotabaru.

Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dan mewujudkan pemenuhan infrastuktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan sejahtera.

Selanjutnya mewujudkan kemandirian masyarakat dengan pendekatan partisipatif dan gotong royong. Dan mewujudkan masyarakat yang religius, sehat, cerdas, terampil.

Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan dalam pengentasan kemiskinan. Serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif yang transparan.

Sementara itu, penerimaan bagi hasil dari sektor pertambangan batu bara dan yang lainnya, sebagian besar atau sekitar 80 persen APBD Kotabaru diperoleh dari dana perimbangan dari pusat.

Oleh karenanya, menghadapi kelesuan sektor petambangan batu bara di mana hampir sebagian besar perusahaan "Emas Hitam" di Kotabaru tidak beraktivitas salah satunya disebabkan oleh harga komoditi dan dampak ekonomi dunia.

Maka pemerintahan Sayed Jafar-Burhanudin mengalihkannya ke sektor agrobisnis dan kepariwisataan yang belum digarap dengan serius oleh pemerintahan sebelumnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016