Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melalui Perusahaan Daerah Instalasi Pengolahan Limbah (PD Ipal) setempat mengurangi pencemaran tinja manusia ke sungai di wilayah tersebut.


Direktur PD Ipal Banjarmasi Rahmatullah di sela-sela kegiatan Training Of Trainer (TOT) Tim Sosialisasi dan Kader Penyiapan Masyarakat Pembangunan Prasarana Air Limbah Kota Banjarmasin, Rabu mengatakan, pihaknya ditugasi untuk mengurangi pencemaran limbah domistik, khususnya tinja.

"Kita ingin limbah manusia berupa tinja itu tidak lagi nyemplong langsung ke sungai, tetapi harus diolah dulu agar limbahnya tidak berbahaya jika mengalir ke sungai," kata Rahmatullah.

Banjarmasin dikenal sebagai kota sungai dan sungai akan dijadikan penggerak ekonomi berupa objek pariwisata. "Bagaimana bisa sungai jadi seperti itu jika tidak bersih, bukan saja dari sampah, tetapi dari pencemaran tinja manusia itu sendiri," katanya.

Apalagi tinja tersebut berdasarkan faktanya mengandung miliaran mikroba berbahaya seperti bakteri coli yang bisa menyebabkan diare, bakteri Salmonella tiphy yang menyebabkan penyakit tipus.

Bakteri lainnya di dalam tinja adalah vibrio cholerae yang menyebabkan penyakit kolera serta adanya juga virus hepatitis dan polio disamping tinja mengandung telur cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang dan telur cacing kremi.

Setiap manusia berdasarkan penelitian memproduksi 250 gram per orang per hari. "Bayangkan saja jika penduduk Banjarmasin 750 ribu berapa produksi tinjanya. Jika itu tidak berada dalam pembuangan yang tepat maka akan mencemari sungai, sangat berbahaya," katanya.

Tinja orang dewasa, anak-anak atau tinja bayi sekalipun tidak berbeda atau tetap saja berbahaya, katanya.

"Kita tahu air sungai di wilayah ini sudah tercemar bakteri-bakteri itu khususnya bakteri coli, akibat buangan tinja langsung ke sungai atau rembesan septic tank yang kurang bagus," katanya.

Karena itu, instansinya berusaha menekan pencemaran tinja dengan melakukan Ipal terpusat dengan sambungan-sambungan langsung ke rumah-rumah.

Diharapkan ada peran masyarakat yang sekarang diikutkan dalam pelatihan. Masyarakat diharapkan menjadi ujung tombak ke depan memberikan penyuluhan pentingnya penanganan limbah domistik tersebut.

TOT diikuti 62 orang dari berbagai kalangan, seperti dari kelompok PKK, Dharma Wanita, Forum Komunitas Hijau, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) organisasi masyarakat,kelurahan dan dari PD Ipal sendiri. TOT berlangsung dua hari sejak Selasa (24/5). 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016