Kabar gembira itu akhirnya datang, haul Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul tahun ini kembali terbuka untuk umum setelah dua tahun yaitu haul ke-16 dan haul ke-17 hanya digelar secara terbatas oleh pihak ahli waris atau keluarga lantaran pandemi COVID-19.
Setelah disampaikan secara terbuka oleh Tuan Guru Sa'duddin, Imam Musholla Ar Raudhah pada Kamis (26/1) malam jika haul ke-18 dari ahli waris akan dilaksanakan hari Minggu (29/1) malam, masyarakat pun menyambut suka cita.
Jamaah mulai berbondong-bondong datang ke Sekumpul di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sejak Sabtu (28/1) dan mencapai puncaknya pada hari Minggu.
Bagi yang jaraknya jauh di luar kota bahkan luar provinsi, jamaah menginap di sekitar kawasan Sekumpul hingga menyebar ke Kota Banjarbaru dan sekitarnya.
Tak hanya di hotel atau penginapan, rumah-rumah warga banyak menyediakan tempat untuk bermalam secara gratis.
Hari yang dinanti itupun tiba, sejak Minggu pagi kawasan Sekumpul mulai ramai dipadati jamaah yang datang dari segala penjuru daerah.
Mayoritas jamaah berharap bisa mendapatkan tempat duduk paling dekat dengan Musholla Ar Raudhah di komplek Kubah Sekumpul yang menjadi titik utama digelarnya haul.
Memasuki waktu Salat Zuhur pada Minggu siang, kawasan Sekumpul tidak bisa lagi dilintasi kendaraan, jamaah yang terus bertambah diminta berjalan kaki menuju Musholla Ar Raudhah.
Kantong-kantong parkir pun disediakan para relawan yang tak mengais untung satu rupiah pun dan semata-mata hanya mengharap keberkahan dari gelaran haul Guru Sekumpul yang mereka cintai.
Kemacetan kendaraan iring-iringan jamaah pun terjadi dari segala penjuru menuju Kota Martapura baik dari arah Kota Banjarbaru, maupun Hulu Sungai di wilayah utara Kalimantan Selatan.
Khusus yang melintas di Kota Banjarbaru merupakan jamaah berasal dari Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru serta jamaah dari provinsi tetangga Kalimantan Tengah.
Memasuki waktu Salat Asar, Jalan Ahmad Yani pun ditutup untuk kendaraan sejak di bundaran simpang empat Banjarbaru yang berjarak sekitar lima kilometer dari Sekumpul.
Alhasil, jamaah tumpah ruah di sepanjang jalan dengan menggelar sajadah untuk duduk mengikuti prosesi haul dari jauh sembari menyaksikan sejumlah layar besar yang disediakan relawan untuk "live streaming" dari Musholla Ar Raudhah yang pembacaan haul dimulai setelah Salat Magrib dan ditutup dengan Salat Isya berjamaah.
Mayoritas jamaah mengaku merindukan sosok Guru Sekumpul sehingga dengan menghadiri haulnya setiap tahun dapat mengobati rasa rindu itu, terlebih dapat melihat sosok kedua putra sang ulama yang menjadi penerus dakwah ayahandanya kini.
Seperti yang diungkapkan Fadhlurrahman yang datang bersama istrinya Butsainah dan kedua putrinya Farannisa (9) dan Haziyah (6) dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah atau berjarak tempuh lebih kurang 10 jam perjalanan darat menggunakan mobil menuju Sekumpul.
Dia mengaku rindu Guru Sekumpul, sehingga haulnya selalu dinantikan.
"Insya Allah diusahakan bisa hadir terus jika Allah mengizinkan," ucapnya.
Senada disampaikan Muhammad Irsyad yang datang bersama rombongan keluarga besarnya dari Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu menyampaikan ada panggilan hati ketika haul Guru Sekumpul.
Begitu pun ketika tahun ini terbuka lagi untuk umum, dia antusias berhadir merasakan suasana Sekumpul dipenuhi jamaah yang semuanya dengan niat tulus ikhlas hanya mengharapkan ridho dan keberkahan Allah SWT.
Estimasi jutaan orang
Lautan manusia yang menghadiri haul Guru Sekumpul diestimasikan jutaan orang oleh Polres Banjar.
Perkiraan itu berdasarkan kepadatan ruas jalan yang diisi jamaah baik di kawasan Kelurahan Sekumpul maupun jalan-jalan lainnya di sekitar Kota Martapura bahkan sampai Kota Banjarbaru.
Untuk mengamankan haul kali ini, Polres Banjar dibantu Polda Kalimantan Selatan mengerahkan 4.000 lebih personel gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, pemerintah daerah dan unsur lainnya.
Para relawan yang tak terhitung jumlahnya juga berperan aktif membantu kelancaran gelaran haul termasuk membantu kelancaran arus lalu lintas, pengamanan lokasi parkir hingga menyediakan makan dan minum gratis bagi jamaah.
Menariknya, tenda-tenda "rest area" atau tempat peristirahatan sementara yang sekaligus menyediakan makan dan minum gratis ramai disediakan masyarakat di sepanjang jalur menuju Sekumpul tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Kalsel.
Bahkan, ada pula yang membuka layanan tambal ban gratis dan pengisian bahan bakar minyak (BBM) gratis bagi kendaraan jamaah.
Bagi masyarakat, dapat berpartisipasi membantu jamaah adalah suatu kebanggaan dan kepuasan batin yang semata-mata diniatkan hanya mengharapkan keberkahan dari haul Guru Sekumpul.
Banyaknya jamaah yang hadir hingga mencapai jutaan orang dengan kepadatan arus lalu lintas dan segala dinamikanya ternyata tak lantas membuat suasana haul Guru Sekumpul mengalami gangguan keamanan.
Namun justru yang terjadi suasana tetap terjaga kondusif dengan tertibnya seluruh jamaah mengikuti arahan petugas dan relawan di lapangan.
Hal ini pula yang selalu ditekankan Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian R Djajadi sejak awal agar jamaah dapat menjaga ketertiban mulai di jalan raya hingga memasuki kawasan Sekumpul.
Kapolda berterima kasih kepada seluruh jamaah, petugas dan relawan sehingga haul Guru Sekumpul tahun ini dapat berjalan aman, tertib dan lancar hingga jamaah kembali ke daerah asalnya selamat tanpa kurang satu apapun.
Pengamanan di lapangan yang dipimpin
Kapolres Banjar AKBP M Ifan Hariyat terus memonitor situasi melalui kamera CCTV di Posko Pengamanan Utama Pos Lantas Sekumpul.
Hingga Minggu malam pukul 24.00 Wita, ketika jamaah mulai meninggalkan kawasan Sekumpul tidak ada insiden menonjol yang dilaporkan.
"Alhamdulilah situasi aman terkendali, jamaah tertib mengikuti arahan petugas dan relawan," kata Ifan didampingi Wakapolres Banjar Kompol Dr Mohammad Fihim.
Teladan berilmu tinggi
Peringatan haul Guru Sekumpul diadakan bersamaan dengan pengajian rutin Minggu malam di Musholla Ar Raudhah dengan tambahan tahlil dan doa untuk almarhum.
Ahli waris tidak mengundang siapa pun secara khusus atau terbuka, semua diterima untuk hadir dengan panggilan hatinya masing-masing.
"Kami pihak ahli waris akan selalu berusaha dan terus menjaga kemurnian acara dan kegiatannya agar tidak tercampur oleh hal-hal lain sesuai yang ayahanda kami inginkan," tulis keterangan resmi Musholla Ar Raudhah tertanda kedua putra Guru Sekumpul, H Muhammad Amin Badali dan H Ahmad Hafi Badali dalam surat pemberitahun dan himbauan nomor A01/AR-SKP/I/2023.
Dikutip dari laman Wikipedia, diketahui Guru Sekumpul atau sebagian masyarakat menyebutnya Guru Ijai merupakan salah seorang ulama yang sangat kharismatik dan berpengaruh dari Kalimantan Selatan keturunan kedelapan dari ulama besar tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari.
Dia lahir pada 11 Februari 1942 (27 Muharam 1361 Hijriah) di Desa Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri, yaitu Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Pada 10 Agustus 2005, Guru Sekumpul berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus kompleks pengajian, Sekumpul Kota Martapura, Kabupaten Banjar.
Adapun sejumlah karya tulisnya antara lain Risalah Mubaraqah, Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani, Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah dan Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.
Guru Sekumpul memang telah berpulang 18 tahun silam, namun teladan berilmu agama tinggi beserta seluruh karyanya akan terus diingat umat muslim tak hanya di Bumi Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan namun seluruh masyarakat yang mencintainya selalu mengenang kebaikannya semasa hidup dan mendoakan almarhum mendapatkan surganya Allah SWT.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023