Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Menkop dan UMKM) Teten Masduki mengatakan, Presiden sudah mematok pada 2024 kredit perbankan di sektor UMKM sebesar 30 persen.

"Sekarang kredit perbankan untuk UMKM di Indonesia baru 21 persen, untuk itu kita harus mengejar sampai 2024  mencapai 30 persen," ujar Teten Masduki, pada acara peletakan batu pertama pembangunan minyak makan merah dan peresmian pabrik CPO di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (31/1).

Menurut dia, Malaysia sudah berada di 40 persen, Thailand sudah di 40 persen, Korea Selatan 81 persen kredit perbankannya  untuk UMKM.

"Pengusaha besar modalnya ada di pasar modal. Jadi kita harus siapkan UMKMnya supaya mereka benar-benar siap," ungkapnya.

Selain itu, sebut dia, kredit usaha rakyat (KUR) harus ditingkatkan karena pada tahun 2022 lalu Rp373 triliun dan tahun pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp460 triliun.

"Kita harapkan nanti ada percepatan KUR klaster, saat ini sedang kita usulkan penggunaan kredit skoring untuk UMKM tanpa harus melalui agunan karena UMKM tidak punya aset. Kalau dipersyaratkan, maka sama saja mempersulit UMKM," tegasnya.

Selanjutnya, sambung dia, berkaitan perizinan usaha sekarang dipermudah, sesuai Undang-Undang Cipta Kerja agar tidak lagi usaha-usaha mikro itu informal harus berbadan hukum.

"Cukup nomor induk berusaha untuk  mikro atau PT perorangan dan koperasi. Karena sembilan orang sudah bisa bikin koperasi dan rata-rata dunia empat sampai lima orang sudah bisa bikin koperasi," terangnya.
  
Lebih lanjut dia mengemukakan, belanja pemerintah 40 persen harus membeli produk koperasi dan UMKM, termasuk di daerah juga demikian.

"Dengan seperti itu kita dapat menyerap lapangan kerja baru sekitar dua juta orang atau memberikan kontribusi 101,85 persen kepada pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Kemudian, tambahnya, sekarang ini dunia tengah menghadapi inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah hingga terganggu suplai bahan energi dan pangan, sehingga ada lebih 18 negara antri menjadi pasien  IMF.

"Alhamdullilah Indonesia di kwartal tiga kemarin kita masih bisa tumbuh positif 5,7 persen dan terbesar dari genara-negara G20. Kita hebat karena bisa menangani COVID-19 dengan cepat dan pemulihan ekonomi dengan cepat dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain," demikian tandasnya.
 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023