Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Sugiono Yajie mengakui, pihaknya sering terkecoh dengan laporan satelit tentang adanya titik panas dan dugaan kebakaran lahan dan hutan.


"Saat kita datangi ke TKP, ternyata orang bakar arang atau sampah, dan tumpukan batubara yang berapi, dan bahkan pernah orang bakar `lamang` (makanan khas banjar) juga terdeteksi satelit," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.

Menurut dia, satelit yang dioprasikan saat ini, yakni, satelit noah dan aqua terra sangat sensitif mendeteksi titik panas sejauh ini, bahkan hal-hal yang bisa dianggap kecil terjadinya kebakaran sudah bisa ditangkapnya.

"Sisi lain bagus itu, sebab tidak akan lengah kita akan adanya titik panas yang bisa membahayakan hutan dan lahan gambut kita dari kebakaran," ucapnya.

Sejauh ini, tutur Sugiono, titik api bisa dikatakan nol di daerah provinsi yang memiliki 13 kabupaten/kota ni, namun memang terkadang ada satu dan dua titik terdeteksi yang tingkat kepercayaannya di bawah 71 persen.

"Meski tingkat kepercayaannya di bawah 71 persen itu tetap tidak bisa kita indahkan, harus dipantau kelapangan, siapa tahu benaran, nantinya terlambat kita menanganinya," kata dia.

Menurut dia, BPBD dibantu pihak kepolisian dan TNI mulai melakukan siaga dari sekarang ini, meski di daerah masih terjadi curah hujan tinggi, sebab kebakaran bisa terjadi kapan saja dan waktunya tidak bisa diprediksi.

"Jadi jangan sampai dilengahkan, lagian perintah bapak presiden jelas sekali untuk menanggulangi bencana kebakaran lahan dan hutan dilakukan sejak dini, hingga tidak terjadi lagi sebagaimana tahun lalu, bencana asap dan kerusakan hutan parah," tuturnya.

Tahun ini, beber Sugiono, kesiapan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau nantinya sudah mencukupi baik segi SDM dan peralatan.

"Bantuan peralatan pemadam kebakaran dari pemerintah pusat pun sudah mulai berdatangan, jadi penaggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan tahun ini teramat menjadi perhatian," ujarnya.

Dikatakan dia, sinergitas antara pemangku kepemimpinan daerah ini terus juga dimatangkan, semuanya akan bergerak untuk bersama mencegah terjadinya kebaran hutan dan lahan tahun ini, termasuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat agar jangan sampai melakukan pembakaran lahan.

`Masyarakat pun kita libatkan, semuanya harus bisa begotong royong menangani ini, sebab imbasnya akan dirasakan semuanya juga, jadi ini tanggungjawab bersama," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016