Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan Thamrin Haji Iberamsyah meminta Presiden Joko Widodo agar turun tangan mengatasi permasalahan kelistrikan di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.


"Saya kira kalau Presiden yang langsung turun tangan, maka permasalahan kelistrikan di Kalimantan Selatan (Kalsel) bisa segera teratasi," ujar politisi senior Partai Golkar tersebut di Banjarmasin, Rabu.

Anggota DPRD Kalsel pengganti antarwaktu tersebut tidak terlalu yakin kalau cuma setingkat menteri yang bicara atau berjanji menyelesaikan permasalahan kelistrikan di provinsi yang kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ini.

Pasalnya, lanjut anggota Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel itu, sudah berapa kali pihak kementerian terkait berjanji menyelesaikan permasalahan kelistrikan di provinsi tertua di Pulau Kalimantan itu.

"Kenyataannya sudah berapa lama kelistrikan di `Bumi Perjuangan Pangeran Antasari` Kalsel masih pemadaman bergilir karena keterbatasan daya," lanjut mantan anggota Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD provinsi setempat yang juga membidangi pertambangan dan energi (kelistrikan) itu.

Oleh karena itu, menurut dia, Gubernur Kalsel bersama pimpinan DPRD provinsi setempat harus bicara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jangan melalui kementerian lagi, untuk membicarakan kelistrikan.

Selain itu, bersama-sama dengan wakil rakyat (anggota DPR dan DPD) asal daerah pemilihan Kalsel, serta para pimpinan DPRD kabupaten/kota seprovinsi ini menghadap kepala negara.

"Kalau sudah bicara langsung dengan Presiden, ternyata masalah kelistrikan Kalsel tak juga teratasi, maka tidak ada pilihan lain, kecuali menghentikan pengiriman batu bara ke Pulau Jawa," ucapnya dengan nada geram.

"Kan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa pasokan batu bara dari Kalsel. Jadi tak ada lagi pasokan batu bara, orang-orang di Jawa juga merasakan tidak menyalanya listrik," demikian Thamrin.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016