Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 102 orang calon sarjana S-1 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Banjarmasin mengantongi IPK tinggi, yakni, rata-rata nilainya di atas tiga.
Demikian dinyatakan Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Dr Abidinsyah saat menggelar acara yudisium atau proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan mahasiswa dari seluruh proses akademik di Hotel Roditha, Rabu.
"Kita sangat bangga, para mahasiswa kita yang akan menjadi sarjana ini mendapatkan IPK semuanya di atas tiga," ujarnya.
Bahkan, ungkap dia, nilai tertinggi yang didapatkan calon sarjana kampusnya ini ada yang mendapat IPK 3,81 atas nama Untari Octavia Norsanty dari Jurusan Pendidikan Matematika.
"Rata-rata calon sarjana yang nilai tertinggi di setiap jurusannya pada yudisium ini mendapat IPK 3,50, ini sebuah prestasi yang luar biasa," ucapnya.
Dituturkan Abidinsyah, ada lima jurusan yang mahasiswanya di yudisium saat ini, yakni, jurusan pendidikan seni tari, pendidikan biologi, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan bahasa Inggeris, dan matematika.
Pihaknya berharap, lulusan STKIP PGRI yang ke-23 ini nantinya bisa sangat berguna bagi bangsa dan negara, utamanya dapat memberikan pengabdiannya bagi kemajuan pendidikan di daerah.
"Kita berpesan kepada mereka untuk menjaga almamater dengan baik, sehingga bisa dibanggakan kampusnya selalu," ujarnya.
Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan PT PGRI Banjarmasin Drs H Dahri menyatakan, agar mahasiswa yang akan meninggalkan kampus ini untuk terus menimba ilmu di luar sana.
"Bahkan kita di yayasan akan membantu mereka apabila ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi hingga cita-cita ke S-3," ucapnya.
Bagi dia, STKIP PGRI Banjarmasin sudah melakukan kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi di Malaysia, di mana tenaga pendidiknya atau dosen bisa melangsungkan pendidikan lanjutan kesana.
"Akan kita terus tawarkan, hingga semua tenaga dosen kita di sini nantinya semuanya berpendidikan tinggi, minimal S-2, utamanya para alumni sekolah tinggi kita ini," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Demikian dinyatakan Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Dr Abidinsyah saat menggelar acara yudisium atau proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan mahasiswa dari seluruh proses akademik di Hotel Roditha, Rabu.
"Kita sangat bangga, para mahasiswa kita yang akan menjadi sarjana ini mendapatkan IPK semuanya di atas tiga," ujarnya.
Bahkan, ungkap dia, nilai tertinggi yang didapatkan calon sarjana kampusnya ini ada yang mendapat IPK 3,81 atas nama Untari Octavia Norsanty dari Jurusan Pendidikan Matematika.
"Rata-rata calon sarjana yang nilai tertinggi di setiap jurusannya pada yudisium ini mendapat IPK 3,50, ini sebuah prestasi yang luar biasa," ucapnya.
Dituturkan Abidinsyah, ada lima jurusan yang mahasiswanya di yudisium saat ini, yakni, jurusan pendidikan seni tari, pendidikan biologi, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan bahasa Inggeris, dan matematika.
Pihaknya berharap, lulusan STKIP PGRI yang ke-23 ini nantinya bisa sangat berguna bagi bangsa dan negara, utamanya dapat memberikan pengabdiannya bagi kemajuan pendidikan di daerah.
"Kita berpesan kepada mereka untuk menjaga almamater dengan baik, sehingga bisa dibanggakan kampusnya selalu," ujarnya.
Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan PT PGRI Banjarmasin Drs H Dahri menyatakan, agar mahasiswa yang akan meninggalkan kampus ini untuk terus menimba ilmu di luar sana.
"Bahkan kita di yayasan akan membantu mereka apabila ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi hingga cita-cita ke S-3," ucapnya.
Bagi dia, STKIP PGRI Banjarmasin sudah melakukan kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi di Malaysia, di mana tenaga pendidiknya atau dosen bisa melangsungkan pendidikan lanjutan kesana.
"Akan kita terus tawarkan, hingga semua tenaga dosen kita di sini nantinya semuanya berpendidikan tinggi, minimal S-2, utamanya para alumni sekolah tinggi kita ini," pungkasnya.
Editor : Hasan Zainuddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016