Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Pengamat Pertanian Kalimantan Selatan H Hasmy Fadillah Akbar berpendapat, daerah Hulu Sungai atau "Banua Anam" (enam kabupaten) provinsi tersebut berpotensi untuk dijadikan pengembangan persawahan sistem "Sawit Dupa," atau sekali mewiwit (tanam) dua kali panen .


Pasalnya sebagian besar petani di Banua Anam yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Kabupaten Tabalong itu menanam padi varietas unggul, ujarnya di Banjarbaru, Minggu.

"Sementara kita semua tahu, belakangan ini masa tanam padi varietas unggul tersebut relatif pendek, yaitu paling lama empat bulan sudah panen, bahkan ada yang cuma 100 hari atau tiga bulan sudah panen," katanya dengan Antara Kalsel.

Memang, lanjut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang berkampus di Banjarbaru (35 kilometer utara Banjarmasin) itu, sebagian tipe persawahan di Banua Anam tersebut masih tadah hujan, belum seluruhnya sistem irigasi.

"Tapi walau sawah tadah hujan, masih memungkinkan menerapkan dupasawit (artinya satu kali mengolah lahan bisa dua kali tanaman/panen), asalkan petaninya mau menggunakan varietas padi dengan masa tanam pendek," tutur mantan anggota DPRD Kalsel tersebut.

Apalagi, lanjutnya, kalau sawah yang sudah menggunakan sistem irigasi teknis, petani setempat bisa untuk dua kali panen dalam setahun, seperti pada beberapa kawasan di Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Tengah (HST)..

Oleh sebab itu, mantan pejabat pada Kanwil Departemen Pertanian Kalsel tersebut, masih optomis provinsinya tidak cuma sekedar mempertahankan swasembada beras, tapi bisa meningkatkan produksi padi.

"Terlebih lagi jika irigasi pertanian di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini berfungsi maksimal, seperti dari Bendungan Pitap Balangan, Bendungan Batang Alai HST, Bendungan Amandit HSS," demikian Hasmy.

Sementara sebagaimana Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPi) Kepala Daerah Kalsel 2015, kondisi ketahanan pangan di provinsi tersebut semakin baik.

Kondisi itu antara lain tercermin dari peningkatan produksi padi sebesar 2,16 persen bila dibandingkan dengan 2014, yaitu dari 2,09 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 2,14 juta ton.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016