Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bank Kalsel yang merupakan bank daerah Kalimantan Selatan terus memperbaiki kinerja keuanganya antara lain dengan meningkatkan sumber daya manusia untuk menggenjot pertumbuhan kredit produktif yang masih di bawah 50 persen dari total kredit yang disalurkan.

Direktur Bank Kalsel H Irfan di Banjarmasin Jumat mengatakan, pada 2015 total kredit yang berhasil disalurkan selama 2015 sebesar Rp7,468 triliun naik dibanding 2014 sebesar Rp7,087 triliun.

Dari jumlah tersebut, kredit produksi mencapai 36,99 persen, kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 10,25 persen dan sisanya merupakan kredit konsumtif.

"Saat ini penyaluran kredit kita memang masih didominasi kredit konsumtif, seperti untuk pembiayaan rumah atau properti, pembelian mobil dan lainnya," katanya.

Namun demikian, tambah dia, pada 2016, Bank Kalsel bertekad terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya untuk bisa mengelola kredit produktif, antara lain bagi pengembangan investasi perdagangan dan lainnya.

Walaupun, bila dinilai kredit konsumtif lebih menguntungkan dan pengelolaannya lebih mudah namun, tambah dia, Bank Kalsel sebagai banknya warga Banua, tidak semata-mata untuk mengejar keuntungan, tetapi menumbuhkan perekonomian dan pembangunan masyarakat, jauh lebih penting.

Melalui kredit produktif, kata dia, diharapkan akan tercipta pengusaha-pengusaha baru, sehingga akan mampu menjaring peluang-peluang kerja baru, dan pada akhirnya, akan mampu menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru.

Bila itu terjadi, tambah Ifran, maka roda perekonomian daerah akan berjalan jauh lebih baik, yang pada akhirnya juga akan berdampak pada sektor keuangan dan perbankan.

"Kredit produktif memang lebih banyak tantangannya, dan memerlukan waktu untuk bisa berkembang, namun tantangan tersebut akan menjadi peluang yang cukup besar pada saatnya nanti," katanya.

Selain memperbaiki SDM, kata dia, Bank Kalsel juga akan segera melakukan restrukturisasi organisasi, untuk menggenjot kinerja seluruh karyawan, sehingga bisa berpacu untuk menjawab seluruh tantangan yang ada saat ini.

Beberapa hal yang telah dilakukan Bank Kalsel untuk meningkatkan kredit produktif antara lain, adalah dengan membantu petani melalui resi gudang.

Melalui sistem tersebut, petani bisa menjaminkan hasil panennya, untuk bisa mendapatkan pinjaman dari Bank Kalsel, hingga harga gabah naik sesuai dengan keinginan petani.

"Melalui resi gudang, petani bisa menahan hasil panennya pada saat harga murah, namun tetap dapat mendapatkan uang, untuk mengelola sawahnya kembali pascapanen," katanya.

Sistem tersebut, selain bisa menguntungkan petani, juga memberikan keuntungan tidak sedikit untuk Bank Kalsel. "Jadi istilahnya, sama-sama untung," katanya.

Menurut Irfan, pada 2015 total penghimpunan dana pihak ke tiga, turun 3,6 persen dari Rp7,855 triliun menjadi Rp7,572 triliun.

Turunnya DPK tersebut terjadi, karena beberapa nasabah memilih memindahkan tabungannya ke bank lain, yang menjanjikan suku bunga lebih tinggi.

"Kalau kita mau bertahan dengan DPK tinggi, maka kita juga harus mengeluarkan biaya tinggi, dengan menaikkan suku bunga, dan hal itu sulit dilakukan dalam kondisi perekonomian seperti saat ini," katanya.

Pewarta: Hery Murdy Hermawan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016