Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut Noorhidayat mengatakan, selama tahun 2022  terjadi peningkatan siginifikan kasus kekerasan  pada perempuan dan anak di Kabupaten Tanah Laut.

"Hal demikian dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi di semua tingkatan. Kita melihat  kemarin tidak hanya anak berumur di atas 10 tahun tetapi ada juga anak sekolah dasar (SD)  melakukan tindakan bullying pada sesama teman," ujar Norhidayat pada Pelatihan Manajemen dan Penanganan Kasus Anak Tingkat Kabupaten Tanah Laut, di Pelaihari, Selasa.

Bahkan, menurut dia, yang baru viral di media sosial ada anak  melakukan tindak pencurian.

Berkenaan dengan maraknya hal tersebut, jelas dia,  maka diperlukan sekali pemberdayaan bagi perempuan dan perlindungan anak.

Dia berharap, peserta pelatihan dapat membantu menyosialisasikan pentingnya pemberdayaan pada perempuan dan perlindungan anak.

"Tugas penanganan kasus anak bukan hanya tugas DP2KBP3A Tanah Laut,  tetapi tugas kita bersama. Semoga seluruh peserta pelatihan dapat menjadi jejaring kerja, mitra dinas dan kepolisian," tegasnya.

Pelatihan tersebut menghadirkan narasumber dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tanah Laut Brigadir Imam Abdul Syukur SH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr Hj Erlina MH, psikolog anak RSUD Boedjasin Pelaihari Isella Loviana MPsi Psikolog dan Shanty Komalasari MPsi Psikolog.

Pelaksanaan pelatihan selama dua hari mulai dari 15 sampai 16 November 2022 tersebut diikuti peserta dari Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) berjumlah 20 peserta dari 11 desa se-Tanah Laut.
 

Pewarta: Arianto

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022