Pelaksana tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, Entin Lestanti mengatakan manusia membutuhkan 45 jenis zat gizi untuk dikonsumsi setiap hari.

"Sebanyak 45 jenis zat gizi harus dikonsumsi dalam porsi makanan yang sedang, melalui makanan yang beragam sehingga saling melengkapi gizinya," ujar Entin di Amuntai, Selasa.

Ia mengatakan, penganekaragaman makanan perlu dilakukan untuk menyediakan pilihan pangan bagi keluarga, sehingga asupan gizi lebih banyak terpenuhi daripada hanya satu dua jenis makanan saja.

Dengan menyediakan pangan yang lebih beragam juga dapat mengembangkan sumber daya pangan lokal yang lebih terjangkau dari segi harga dan ketersediaan.

Menyadari perlunya keanekaragaman makanan bergizi itu, kata Entin, Dinas Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK setiap tahun menyelenggarakan lomba pengolahan pangan lokal  Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

Melalui lomba ini, lanjutnya, peserta yang terdiri atas anggota PKK desa dan kelurahan dapat melakukan diversifikasi makanan olahan yang berasal dari bahan pangan non beras tetapi tetap memiliki nilai gizi yang seimbang.
 
Lomba pangan lokal Beragam, Bergizi, Senang dan Aman (B2SA) yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten HSU setiap tahun. (ANTARA/Eddy A/Diskominfo HSU)

Apalagi, kata Entin, Kabupaten HSU memiliki potensi pangan lokal sumber karbohidrat non beras yang cukup besar. Hampir di setiap wilayah kecamatan memiliki lahan pekarangan,  sawah atau kebun yang menanam umbi-umbian, singkong, jagung, pisang dan lainnya, meski belum maksimal dalam pemberdayaannya.

Membuka Lomba B2SA tahun 2022, Entin menambahkan maksud diselenggarakan lomba dalam upaya mempercepat pemahaman masyarakat tentang pentingnya asupan makanan yang bergizi, beragam, seimbang dan aman.

"Kita harapkan pula peserta dapat mengkreasikan menu pangan dan memberi nilai tambah pada makanan yang diolah sehingga bernilai komersil untuk menambah pendapatan keluarga," katanya.

Makanya, tambah Entin, lomba ini merupakan salah satu cara pengenalan, edukasi dan promosi kepada masyarakat. Diharapkan  menu yang dihasilkan melalui lomba ini dapat diaplikasikan secara permanen kepada warga desa agar berdampak meningkatkan gizi dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Pada Lomba B2SA tahun ini bahan utamanya adalah ubi alabio yang merupakan sumber karbohidrat potensial dijadikan bahan pangan alternatif untuk mengurangi konsumsi beras terus meningkat. 

Entin menjelaskan, sebagai bahan pangan, ubi alabio komposisinya cukup memadai. Berdasarkan hasil penelitian Balitra Banjarbaru,  ubi alabio selain merupakan sumber karbohidrat, juga mengandung PATI, protein bahkan gula. Agar memiliki nilai tambah lebih, ubi alabio bisa diolah menjadi berbagai produk olahan yang lebih variatif, penampilan menarik dan rasa sesuai selera masyarakat.

"Selama ini masyarakat mengonsumsi ubi alabio dengan cara dikukus/direbus, dan digoreng, menjadi cemilan kripik, ada pula yang mengolahnya menjadi sejenis makanan ala pizza, yang disebut ' lempeng'." terangnya.

Bahkan sebagai bahan pokok, ubi alabio juga berpotensi dijadikan sebagai bahan industri rumah tangga (kecil) hingga industri besar.
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022