Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Pihak komisi II DPRD Kota Banjarmasin menyoroti mulai lesunya kepariwisataan daerah utamanya kedatangan di objek wisata "Patung Bekantan" harus segera dicari solusinya.
"Yang menjadi masalah mulai kurangnya kedatangan di objek wisata "Patung Bekantan" itukan karena ketersediaan tempat parkir, ini harus segera dicari solusi baiknya," ujar legislator komisi II Abdul Gais, di gedung dewan, Senin.
Menurut dia, tempat wisata "Patung Bekantan" di Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean yang kini menjadi edola baru tempat kunjungan wisatawan harus terlihat sepi karena ketiadaan tempat parkir kendaraan di sana.
"Memang delemanya kalau dibiarkan parkir di samping jalan di sana akan sangat mengganggu arus lalulintas, hingga harus dicari solusinya tempat yang terdekat," ucap politisi Demokrat itu.
Dia berpendapat, ada alternatif yang bisa dilakukan Pemkot untuk membuat tempat parkir yang tidak jauh dari objek wisata tersebut, di antaranya memanfaatkan wilayah siring yang akan dibangun di Jalan Sungai Baru atau sebelah jembatan Dewi itu untuk dikhususkan jadi tempat parkir.
"Jadi di sana tidak perlu lagi dibuat taman, tapi tempat parkir saja, bisa dibuatkan jembatan penyebrangan atau sarana jalan lewat bawah jembatan Dewi itu," paparnya.
Menurut dia, siring Sungai Baru itu bisa dibuat hanya berupa penghijauan pepohonan, tidak lagi seperti taman di Siring Piare Tendean itu.
"Kan bisa itu nantinya, hingga ada solusinya, sebab kalau tidak demikian objek wisata kita itu bisa terus sepi, akhirnya terus melesu," paparnya..
Anggota Komisi II lain Awan Subarkah juga menyatakan perlu dicari solusi cepat untuk mengatasi kunjungan wisata Siring Piare Tendean yang mulai berkurang akibat masalah parkir tersebut.
"Memang kita tidak perlu lagi melihat kebelakang bagaimana perencanaannya dahulu hingga terjadi demikian, ini harus bisa dipikirkan instansi terkait untuk memperbaikinya," beber politisi PKS itu.
Dia pun megusulkan, agar Pemkot bisa mencari alternatif kantong-kantong parkir terdekat dengan siring Piare Tendean itu, misalnya memanfaatkan halaman kantor-kantor pemerintahan di sana untuk solusi sementara pada libur akhir pekan.
"Sebab kalau pengunjung harus parkir di halaman Mesjid Sabilal itu, pastinya sangat keberatan jauh berjalan ke seberang menuju siring Tendean," bebernya.
Dia menyatakan, banyak keluhan masyarakat akan terbatasnya tempat parkir di wilayah wisata siring tersebut, hingga pihaknya meminta pemerintah kota memperhatikan masalah ini dengan cermat.
Sementara itu, politisi Golkar di Komisi II H Rudiani menyatakan perlunya pihaknya memanggil dinas pariwisata untuk menjelaskan bagaimana konsep kedepannya pengembangan pariwisata siring tersebut.
"Sebab kalau dibiarkan seperti ini saja tanpa ada perkembangan, sangat berpengaruh pada prekonomian daerah, ini jangan sampai dibiarkan berlama-lama," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Yang menjadi masalah mulai kurangnya kedatangan di objek wisata "Patung Bekantan" itukan karena ketersediaan tempat parkir, ini harus segera dicari solusi baiknya," ujar legislator komisi II Abdul Gais, di gedung dewan, Senin.
Menurut dia, tempat wisata "Patung Bekantan" di Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean yang kini menjadi edola baru tempat kunjungan wisatawan harus terlihat sepi karena ketiadaan tempat parkir kendaraan di sana.
"Memang delemanya kalau dibiarkan parkir di samping jalan di sana akan sangat mengganggu arus lalulintas, hingga harus dicari solusinya tempat yang terdekat," ucap politisi Demokrat itu.
Dia berpendapat, ada alternatif yang bisa dilakukan Pemkot untuk membuat tempat parkir yang tidak jauh dari objek wisata tersebut, di antaranya memanfaatkan wilayah siring yang akan dibangun di Jalan Sungai Baru atau sebelah jembatan Dewi itu untuk dikhususkan jadi tempat parkir.
"Jadi di sana tidak perlu lagi dibuat taman, tapi tempat parkir saja, bisa dibuatkan jembatan penyebrangan atau sarana jalan lewat bawah jembatan Dewi itu," paparnya.
Menurut dia, siring Sungai Baru itu bisa dibuat hanya berupa penghijauan pepohonan, tidak lagi seperti taman di Siring Piare Tendean itu.
"Kan bisa itu nantinya, hingga ada solusinya, sebab kalau tidak demikian objek wisata kita itu bisa terus sepi, akhirnya terus melesu," paparnya..
Anggota Komisi II lain Awan Subarkah juga menyatakan perlu dicari solusi cepat untuk mengatasi kunjungan wisata Siring Piare Tendean yang mulai berkurang akibat masalah parkir tersebut.
"Memang kita tidak perlu lagi melihat kebelakang bagaimana perencanaannya dahulu hingga terjadi demikian, ini harus bisa dipikirkan instansi terkait untuk memperbaikinya," beber politisi PKS itu.
Dia pun megusulkan, agar Pemkot bisa mencari alternatif kantong-kantong parkir terdekat dengan siring Piare Tendean itu, misalnya memanfaatkan halaman kantor-kantor pemerintahan di sana untuk solusi sementara pada libur akhir pekan.
"Sebab kalau pengunjung harus parkir di halaman Mesjid Sabilal itu, pastinya sangat keberatan jauh berjalan ke seberang menuju siring Tendean," bebernya.
Dia menyatakan, banyak keluhan masyarakat akan terbatasnya tempat parkir di wilayah wisata siring tersebut, hingga pihaknya meminta pemerintah kota memperhatikan masalah ini dengan cermat.
Sementara itu, politisi Golkar di Komisi II H Rudiani menyatakan perlunya pihaknya memanggil dinas pariwisata untuk menjelaskan bagaimana konsep kedepannya pengembangan pariwisata siring tersebut.
"Sebab kalau dibiarkan seperti ini saja tanpa ada perkembangan, sangat berpengaruh pada prekonomian daerah, ini jangan sampai dibiarkan berlama-lama," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016