Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Legislatif Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mendorong pemerintah daerah setempat menggalakkan program agribisnis salah satunya meningkatkan produktifitas dan populasi sapi mendukung Kotabaru berswasembada daging.
Ketua DPRD Kotabaru Hj Alfisah, di Kotabaru, Selasa usai mendampingi rombongan Komisi II ke pemeirntah Kabupaten Barru Sulawesi Selatan mengatakan, perbedaan menonjol di daerah tersebut yakni pelaksanaan program agribisnis terintegrasi.
"Pemanfaatan potensi yang ada khususnya di sektor ini, seperti pembudidayaan peternakan sapi potong diintegrasikan dengan pertanian, yakni memanfaatkan limbah jerami untuk pakan ternak, dan kedua bidang ini bisa sinergis dan menjadikan hasil yang optimal," katanya.
Dikatakannya, pelaksanaan program peternakan terintegrasi di Kabupaten Barru diakui sudah berhasil menjadikan masyarakatnya mandiri dan sejahtera, yang semua itu merupakan buah dari peran semua pihak utamanya kesadaran masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
Menurut Alfisah, dalam penerapan program intensifikasi peternakan di Kabupaten Barru tergolong sudah berhasil dan mapan, karena masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok di setiap desa sudah mempunyai komunitas yang jelas sehingga memudahkan dalam pemberian pendampingan dan pembinaan.
Atas kesadaran yang tinggi dan sikap kemandirian yang dimiliki, lanjut Alfisah, akan memudahkan peran pemerintah daerah, sehingga tugas dan beban yang diembanpun tidak terlalu besar, yakni dukungan atau support berupa pembinaan dan pendampingan dengan memfasilitasi tenaga-tenaga penyuluh.
"Jadi pemerintah daerah tidak lagi harus mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan pembelian sapi atau bibit (anak sapi), semua itu sudah disiapkan masyarakat secara mandiri, dan tugas pemerinta daerah memberikan bantuan pendukung saja seperti pembuatan kandang secara kolektif, menyiapkan tenaga penyluh lapangan, dan pelatihan-pelatihan," terangnya.
Bahkan lanjut Alfisah, termasuk yang dilakukan pemerintah daerah adalah mempromosikan dan membantu pemasaran atas sapi potong siap jual yang dimiliki masyarakat tersebut.
Lebih lanjut politisi Partai NasDem ini mengungkapkan, dari kajian tersebut menjadi masukan yang sangat baik bagi Kotabaru, sehingga diharapkan dapat diterapkan di Bumi Saijaan yang secara spesifik mempunyai kesamaan geografis dan sumber daya alam dengan Kabupaten Barru.
Meski sebenarnya Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga sudah mempunyai program yang sama pada saat pemerintahan terdahulu yakni integrasi peternakan sapi dengan perkebunan sawit yang saat ini sudah masuk dalam kajian.
"Menurut saya, jika memang berjalan lancar sesuai dengan konsep awal, kedua program (di Kabupaten Barru dan Kotabaru) bisa berjalan dengan menyesuaikan potensi alam di masing-masing kecamatan atau desa, semuanya bisa diterapkan," kata Alfisah.
Dalam hal ini sambungnya, tinggal bagaimana visi dan misi kepala daerah yang baru terpilih, apakah menempatkan sektor ini ke dalam program prioritas yang akan ditunagkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau tidak.
Namun sebagai bagian dari masyarakat Kotabaru, legislatif mengharapkan agar hal positif khususnya program intensifikasi peternakan ini bisa diterapkan di Kotabaru, sehingga tujuan menjadikan Bumi Saijaan swasembada pangan khususnya sapi potong dapat terwujud
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Ketua DPRD Kotabaru Hj Alfisah, di Kotabaru, Selasa usai mendampingi rombongan Komisi II ke pemeirntah Kabupaten Barru Sulawesi Selatan mengatakan, perbedaan menonjol di daerah tersebut yakni pelaksanaan program agribisnis terintegrasi.
"Pemanfaatan potensi yang ada khususnya di sektor ini, seperti pembudidayaan peternakan sapi potong diintegrasikan dengan pertanian, yakni memanfaatkan limbah jerami untuk pakan ternak, dan kedua bidang ini bisa sinergis dan menjadikan hasil yang optimal," katanya.
Dikatakannya, pelaksanaan program peternakan terintegrasi di Kabupaten Barru diakui sudah berhasil menjadikan masyarakatnya mandiri dan sejahtera, yang semua itu merupakan buah dari peran semua pihak utamanya kesadaran masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
Menurut Alfisah, dalam penerapan program intensifikasi peternakan di Kabupaten Barru tergolong sudah berhasil dan mapan, karena masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok di setiap desa sudah mempunyai komunitas yang jelas sehingga memudahkan dalam pemberian pendampingan dan pembinaan.
Atas kesadaran yang tinggi dan sikap kemandirian yang dimiliki, lanjut Alfisah, akan memudahkan peran pemerintah daerah, sehingga tugas dan beban yang diembanpun tidak terlalu besar, yakni dukungan atau support berupa pembinaan dan pendampingan dengan memfasilitasi tenaga-tenaga penyuluh.
"Jadi pemerintah daerah tidak lagi harus mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan pembelian sapi atau bibit (anak sapi), semua itu sudah disiapkan masyarakat secara mandiri, dan tugas pemerinta daerah memberikan bantuan pendukung saja seperti pembuatan kandang secara kolektif, menyiapkan tenaga penyluh lapangan, dan pelatihan-pelatihan," terangnya.
Bahkan lanjut Alfisah, termasuk yang dilakukan pemerintah daerah adalah mempromosikan dan membantu pemasaran atas sapi potong siap jual yang dimiliki masyarakat tersebut.
Lebih lanjut politisi Partai NasDem ini mengungkapkan, dari kajian tersebut menjadi masukan yang sangat baik bagi Kotabaru, sehingga diharapkan dapat diterapkan di Bumi Saijaan yang secara spesifik mempunyai kesamaan geografis dan sumber daya alam dengan Kabupaten Barru.
Meski sebenarnya Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga sudah mempunyai program yang sama pada saat pemerintahan terdahulu yakni integrasi peternakan sapi dengan perkebunan sawit yang saat ini sudah masuk dalam kajian.
"Menurut saya, jika memang berjalan lancar sesuai dengan konsep awal, kedua program (di Kabupaten Barru dan Kotabaru) bisa berjalan dengan menyesuaikan potensi alam di masing-masing kecamatan atau desa, semuanya bisa diterapkan," kata Alfisah.
Dalam hal ini sambungnya, tinggal bagaimana visi dan misi kepala daerah yang baru terpilih, apakah menempatkan sektor ini ke dalam program prioritas yang akan ditunagkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau tidak.
Namun sebagai bagian dari masyarakat Kotabaru, legislatif mengharapkan agar hal positif khususnya program intensifikasi peternakan ini bisa diterapkan di Kotabaru, sehingga tujuan menjadikan Bumi Saijaan swasembada pangan khususnya sapi potong dapat terwujud
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016