Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani mengatakan, seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri dan melayani di samping itu membutuhkan kemampuan sinergitas yang baik.
“Dalam memimpin harus menganut prinsip-prinsip moral dan memiliki etika politik,” ujarnya, saat memberi pengarahan pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (Apdes) se-Kecamatan Rantau Badauh, di Hotel Rodhita Banjarmasin, Jumat (15/09/2022) sore.
Bupati yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini menguraikan, seorang pemimpim harus punya prinsip moral dan etika politik dalam memimpin.
Seorang pemimpin ideal, tutur Noormiliyani, tentunya harus memiliki sikap amanah, transparan, mampu serta memiliki kreteria-kriteria lainnya.
Sikap pemimpin semacam ini, lanjutnya, tentunya juga berlaku terhadap para kades. Sehingga para kades juga harus memegang etika berpolitik dan prinsip moral dalam memimpin.
“Rasulullah saw juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam memimpin. Sifat Rasulullah itu yang harus kita jadikan acuan kendati untuk menyamainya tentu tidak mungkin namun setidaknya upaya untuk mengikuti harus tetap dijadikan tekat,” pesannya di hadapan 120 peserta yang terdiri dari para kades beserta masing-masing ketua PKK desa, para pimpinan BPB dan seluruh aparatur desa.
Usai memberi pengarahan kepada peserta, Noormiliyani kepada insan media menyatakan, sangat menyambut baik digelarnya pelatihan dilaksanakan Kecamatan Rantau Badauh kali ini, mengingat pesertanya lebih lengkap.
Bahkan, papar dia, bukan saja para aparatur desa, namun juga melibatkan para kades, para ketua PKK desa hingga BPD.
Terkait pengarahan yang disampaikan kepada para peserta, anak Gubernur ketiga Kalsel almarhum Aberani Sulaiman ini menilai, materi yang diberikan cukup relevan karena para peserta merupakan para kades dan aparatur desa yang dipilih langsung oleh warganya.
“Jadi seorang pemimpin itu harus punya etika dalam berpolitik yang menganut prinsip bisa menempatkan dirinya dan melayani serta yang tak kalah penting harus bersinergi dan berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis PMD Batola Moch Aziz saat memberi materi menyatakan, para kades dalam bertindak harus apa adanya, bukan untuk pencitraan, terbuka dalam memutuskan langkah-langkah strategis serta dilakukan bersama dan bukan atas keinginan pribadi.
Dalam bekerja, kata Aziz, kades hendaknya bekerjasama dengan semua stakeholder yang ada di desa seperti BPD, PKK, dan semua lembaga kemasyarakatan dilanjutkan dengan survei langsung ke lapangan.
“Semua yang dilakukan ini sebagai salah satu wujud dari penerapan bahwa pemimpin itu melayani bukan untuk dilayani,” pungkasnya.
Pada acara itu juga dihadiri Kadis Camat Rantau Badauh Juliannor Fathahillah beserta istri Maria Endang P.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
“Dalam memimpin harus menganut prinsip-prinsip moral dan memiliki etika politik,” ujarnya, saat memberi pengarahan pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (Apdes) se-Kecamatan Rantau Badauh, di Hotel Rodhita Banjarmasin, Jumat (15/09/2022) sore.
Bupati yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini menguraikan, seorang pemimpim harus punya prinsip moral dan etika politik dalam memimpin.
Seorang pemimpin ideal, tutur Noormiliyani, tentunya harus memiliki sikap amanah, transparan, mampu serta memiliki kreteria-kriteria lainnya.
Sikap pemimpin semacam ini, lanjutnya, tentunya juga berlaku terhadap para kades. Sehingga para kades juga harus memegang etika berpolitik dan prinsip moral dalam memimpin.
“Rasulullah saw juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam memimpin. Sifat Rasulullah itu yang harus kita jadikan acuan kendati untuk menyamainya tentu tidak mungkin namun setidaknya upaya untuk mengikuti harus tetap dijadikan tekat,” pesannya di hadapan 120 peserta yang terdiri dari para kades beserta masing-masing ketua PKK desa, para pimpinan BPB dan seluruh aparatur desa.
Usai memberi pengarahan kepada peserta, Noormiliyani kepada insan media menyatakan, sangat menyambut baik digelarnya pelatihan dilaksanakan Kecamatan Rantau Badauh kali ini, mengingat pesertanya lebih lengkap.
Bahkan, papar dia, bukan saja para aparatur desa, namun juga melibatkan para kades, para ketua PKK desa hingga BPD.
Terkait pengarahan yang disampaikan kepada para peserta, anak Gubernur ketiga Kalsel almarhum Aberani Sulaiman ini menilai, materi yang diberikan cukup relevan karena para peserta merupakan para kades dan aparatur desa yang dipilih langsung oleh warganya.
“Jadi seorang pemimpin itu harus punya etika dalam berpolitik yang menganut prinsip bisa menempatkan dirinya dan melayani serta yang tak kalah penting harus bersinergi dan berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis PMD Batola Moch Aziz saat memberi materi menyatakan, para kades dalam bertindak harus apa adanya, bukan untuk pencitraan, terbuka dalam memutuskan langkah-langkah strategis serta dilakukan bersama dan bukan atas keinginan pribadi.
Dalam bekerja, kata Aziz, kades hendaknya bekerjasama dengan semua stakeholder yang ada di desa seperti BPD, PKK, dan semua lembaga kemasyarakatan dilanjutkan dengan survei langsung ke lapangan.
“Semua yang dilakukan ini sebagai salah satu wujud dari penerapan bahwa pemimpin itu melayani bukan untuk dilayani,” pungkasnya.
Pada acara itu juga dihadiri Kadis Camat Rantau Badauh Juliannor Fathahillah beserta istri Maria Endang P.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022