Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, drg Isnur Hatta mengatakan hingga kini daerahnya belum bisa menjadi daerah bebas pasung walaupun kini pihaknya fokus pada pengobatan penderita gangguan jiwa.
Menurut Isnur di Amuntai Kamis, berdasarkan hasil peninjauan ke semua puskesmas, dan lapran dari petugas kesehatan di daerah, masih banyak penderita gangguan jiwa yang masih dipasung oleh kerabatnya.
Mengatasi hal tersebut, kata dia, kini pihaknya akan dibentuk komunitas pelayanan gangguan jiwa, sehingga pasien bisa ditangani melalui layanan dasar di tingkat puskesmas.
"Karena menyangkut rasa kemanusiaan, penanganan penderita gangguan jiwa, akan diprioritaskan, apalagi daerah kita sudah memiliki Dokter spesialis jiwa," katanya.
Menurut Isnur, pengobatan pasien gangguan jiwa seringkali terputus, karena kurangnya perhatian dan dukungan keluarga pasien.
Padahal, kata Isnur, pemberian obat pada pasien gangguan jiwa tidak boleh terputus karena kondisi pasien akan kembali seperti semula.
"Nanti kita sosialisasikan ke masyarakat, bahwa penderita gangguan jiwa sudah bisa dilayani di puskesmas," katanya.
Melalui komunitas pelayanan gangguan jiwa, tambah Isnur, petugas kesehatan di puskesmas akan diberikan pelatihan oleh dokter spesialis jiwa yang bertugas di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai.
Petugas kesehatan puskesmas, lanjut dia, diberi pengetahuan dan ketrampilan pemberian pelayanan dasar kepada pasien gangguan jiwa, sehingga tidak perlu harus dirujuk ke RS Pambalah Batung atau RS Sambang Lihum di Banjarmasin.
"Perlu peran serta pihak keluarga untuk membantu mengawasi pasien selama dalam pengobatan agar suatu saat kondisinya bisa pulih kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Menurut Isnur di Amuntai Kamis, berdasarkan hasil peninjauan ke semua puskesmas, dan lapran dari petugas kesehatan di daerah, masih banyak penderita gangguan jiwa yang masih dipasung oleh kerabatnya.
Mengatasi hal tersebut, kata dia, kini pihaknya akan dibentuk komunitas pelayanan gangguan jiwa, sehingga pasien bisa ditangani melalui layanan dasar di tingkat puskesmas.
"Karena menyangkut rasa kemanusiaan, penanganan penderita gangguan jiwa, akan diprioritaskan, apalagi daerah kita sudah memiliki Dokter spesialis jiwa," katanya.
Menurut Isnur, pengobatan pasien gangguan jiwa seringkali terputus, karena kurangnya perhatian dan dukungan keluarga pasien.
Padahal, kata Isnur, pemberian obat pada pasien gangguan jiwa tidak boleh terputus karena kondisi pasien akan kembali seperti semula.
"Nanti kita sosialisasikan ke masyarakat, bahwa penderita gangguan jiwa sudah bisa dilayani di puskesmas," katanya.
Melalui komunitas pelayanan gangguan jiwa, tambah Isnur, petugas kesehatan di puskesmas akan diberikan pelatihan oleh dokter spesialis jiwa yang bertugas di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai.
Petugas kesehatan puskesmas, lanjut dia, diberi pengetahuan dan ketrampilan pemberian pelayanan dasar kepada pasien gangguan jiwa, sehingga tidak perlu harus dirujuk ke RS Pambalah Batung atau RS Sambang Lihum di Banjarmasin.
"Perlu peran serta pihak keluarga untuk membantu mengawasi pasien selama dalam pengobatan agar suatu saat kondisinya bisa pulih kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016