Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan, segera menjalin kerja sama dengan pihak swasta murni untuk pengoperasian pabrik biodiesel dengan kapasitas kebutuhan bahan baku 15 ton per hari.
Kepala Dinas perindustrian, Perdagangan, dan Kopersasi Kotabaru, H Zainal Arifin, di Kotabaru, Minggu mengatakan, saat ini Pemkab Kotabaru sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan PT Bio Mitra Energi (BME) yang siap mengelola pabrik biodiesel.
"Dalam waktu dekat, konsultan asal Italia segera turun ke lapangan, untuk melakukan observasi, inventarisasi serta menghitung biaya untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik biodiesel di Desa Telagasari," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku minyak sawit mentah/Crude Palm Oil (CPO) kualitas rendah sekitar 10 ton-15 ton per hari tersebut, operator akan menjalin kerja sama dengan perusahaan perkebunan di Kotabaru.
Dikatakan, estimasi awal masih diperlukan dana sekitar Rp6 miliar untuk melengkapi sarana yang masih diperlukan untuk pengoperasian pabrik biodiesel bantuan dari Kementrian Riset Teknologi Republik Indonesia.
Saat ini, nilai bangunan, tanah dan pabrik biodiesel di telagasari sekitar Rp5 miliar-Rp7 miliar.
Apabila semuanya sudah jelas, maka Pemkab Kotabaru bersama PT BME akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengoperasian pabrik biodiesel di Desa Telagasari, Kelumpang Hilir.
"Sebagai kepanjangan tangan Pemkab Kotabaru, pemerintah daerah akan melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada," terang dia.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Kotabaru H Isra, Pemkab Kotabaru, menggandeng PT. Bio Mitra Energi (BME), terkait pengelolaan pabrik biodiesel bantuan Kementerian Riset dan Teknologi.
"Semoga kerja sama ini nantinya bisa berdampak positif untuk masyarakat kita," tutur dia.
Penjabat Bupati mengharapkan dengan adanya kegiatan PT Bio Mitra Energi bisa berdampak positif untuk masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kotabaru dan perusahaan itu sendiri.
Sekretaris Daerah Kotabaru Suriansyah, mengharapkan, harga hasil produksi biodiselnya lebih murah dibandingkan dengan harga BBM produksi PT Pertamina.
"Sehingga modal nelayan untuk berlayar lebih murah, dikarekanan bahan bakar biodiesel tersebut diperkirakan lebih murah dari bahan bakar solar Pertamina," ujarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Teknis Industri Hotmatua Daulay sangat mengapresiasi atas kerja sama Pemkab Kotabaru dengan PT. BME.
Ruminta Sinuraya Perwakilan PT. BME berterima kasih kepada Kemenristek dan Pemkab Kotabaru yang telah mempercayakan pengembangan pabrik Biodiesel kepada perusahaannya.
"Semoga dengan adanya kerja sama ini bisa membuka kerja sama yang lain dalam pengembangan Energi terbarukan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kepala Dinas perindustrian, Perdagangan, dan Kopersasi Kotabaru, H Zainal Arifin, di Kotabaru, Minggu mengatakan, saat ini Pemkab Kotabaru sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan PT Bio Mitra Energi (BME) yang siap mengelola pabrik biodiesel.
"Dalam waktu dekat, konsultan asal Italia segera turun ke lapangan, untuk melakukan observasi, inventarisasi serta menghitung biaya untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik biodiesel di Desa Telagasari," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku minyak sawit mentah/Crude Palm Oil (CPO) kualitas rendah sekitar 10 ton-15 ton per hari tersebut, operator akan menjalin kerja sama dengan perusahaan perkebunan di Kotabaru.
Dikatakan, estimasi awal masih diperlukan dana sekitar Rp6 miliar untuk melengkapi sarana yang masih diperlukan untuk pengoperasian pabrik biodiesel bantuan dari Kementrian Riset Teknologi Republik Indonesia.
Saat ini, nilai bangunan, tanah dan pabrik biodiesel di telagasari sekitar Rp5 miliar-Rp7 miliar.
Apabila semuanya sudah jelas, maka Pemkab Kotabaru bersama PT BME akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengoperasian pabrik biodiesel di Desa Telagasari, Kelumpang Hilir.
"Sebagai kepanjangan tangan Pemkab Kotabaru, pemerintah daerah akan melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada," terang dia.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Kotabaru H Isra, Pemkab Kotabaru, menggandeng PT. Bio Mitra Energi (BME), terkait pengelolaan pabrik biodiesel bantuan Kementerian Riset dan Teknologi.
"Semoga kerja sama ini nantinya bisa berdampak positif untuk masyarakat kita," tutur dia.
Penjabat Bupati mengharapkan dengan adanya kegiatan PT Bio Mitra Energi bisa berdampak positif untuk masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kotabaru dan perusahaan itu sendiri.
Sekretaris Daerah Kotabaru Suriansyah, mengharapkan, harga hasil produksi biodiselnya lebih murah dibandingkan dengan harga BBM produksi PT Pertamina.
"Sehingga modal nelayan untuk berlayar lebih murah, dikarekanan bahan bakar biodiesel tersebut diperkirakan lebih murah dari bahan bakar solar Pertamina," ujarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Teknis Industri Hotmatua Daulay sangat mengapresiasi atas kerja sama Pemkab Kotabaru dengan PT. BME.
Ruminta Sinuraya Perwakilan PT. BME berterima kasih kepada Kemenristek dan Pemkab Kotabaru yang telah mempercayakan pengembangan pabrik Biodiesel kepada perusahaannya.
"Semoga dengan adanya kerja sama ini bisa membuka kerja sama yang lain dalam pengembangan Energi terbarukan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016