Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) melakukan penandatanganan kerja sama penyiaran video feature Publik Service Obligation (PSO) 2022.

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Munir dan Direktur Pengembangan dan Usaha LPP TVRI Rini Padmirehatta, disaksikan Direktur Utama LPP TVRI Iman Brotoseno di Batam Kepulauan Riau, Rabu (26/5).

Penyiaran produk video feature PSO Perum LKBN Antara melalui LPP TVRI sudah berlangsung sejak 2008. Pada penugasan PSO 2022, video feature yang harus disiarkan melalui TVRI berjumlah 45 judul.

Keempat puluh lima judul video feature tersebut akan disiarkan di TVRI nasional dan 29 stasiun TVRI di daerah. Penyiaran dilakukan pada waktu utama (prime time) yakni pukul 20.00-20.30 WIB.

Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Munir mengatakan, video feature PSO diproduksi sesuai dengan tema pemberitaan yang dibahas dalam rapat agenda seeting antara Perum LKBN Antara, Kementerian Kominfo dan Kantor Staf Presiden.

Video feature PSO juga menampilkan beragam informasi terkait pariwisata, budaya, pemberdayaan UMKM Indonesia dan lainnya.

Penyiaran produk video feature PSO melalui TVRI Nasional dan 29 TVRI daerah itu, merupakan upaya penyebarluasan informasi yang aktual, relevan, dan penting kepada publik di seluruh wilayah NKRI.

Direktur Utama LPP TVRI Iman Brotoseno mengatakan menyambut baik kerja sama tersebut, dan berharap kerja sama penyiaran video feature PSO tersebut dapat terus berlanjut di waktu mendatang.

Selain kerja sama penyiaran video feature PSO Perum LKBN Antara dan LPP TVRI juga telah menjalin sinergi pemberitaan bersama LPP Radio Republik Indonesia (RRI) dalam bentuk redaksi nasional.

Sinergi pemberitaan ketiga institusi media tersebut, mulai dilaksanakan saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021.

Ketiga institusi media yakni Perum LKBN Antara, LPP TVRI dan LPP RRI kini kembali bersinergi dalam mendukung pemberitaan pelaksanaan G20.

Berita sebelumnya, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat memaparkan model bisnis baru yang dikembangkan di satu-satunya lembaga kantor berita di Indonesia itu pada Konferensi Tingkat Tinggi Media Dunia.

KTT  yang diselenggarakan Kantor Berita China Xinhua secara daring pada Senin itu dihadiri sekitar 200 orang dari kalangan pemimpin media di ASEAN, China, Korea Selatan, Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

"Pertama yang akan saya sampaikan bahwa, baik saat krisis maupun situasi berubah, aspek yang terpenting bukanlah pada perubahan itu sendiri, melainkan bagaimana mengelola perubahan," ujar pria yang akrab disapa Dimas itu mengawali pidato berbahasa Inggris berjudul "Managing Change in a Time of Change".

Selalu ada pengkritik dan penentang, namun menurut dia, jika seorang pemimpin mampu mengelola perubahan dengan apik, maka stafnya pun akan terbuka dan siap untuk berubah.

"Di sinilah aspek kepemimpinan menjadi sangat penting," ujarnya.

Ia menggarisbawahi bahwa kunci perubahan itu adalah teknologi.

Sulit mengubah pola pikir dan pola kerja 1.000 orang, namun dengan bantuan teknologi seorang pemimpin bisa mengarahkan stafnya menerapkan cara-cara baru dalam melakukan semua pekerjaan, demikian Dimas menggambarkan.

"Di ANTARA kami memperkenalkan sistem redaksional konvergensi berbasis TI (teknologi informasi) dan sistem manajemen baru sejak setahun sebelum pandemi merebak," katanya saat berbicara dalam sesi bertemakan "Media Development: New Technology, Better Vision" itu.

Oleh karena itu, meskipun sekarang ruang redaksi sedang kosong tanpa kehadiran fisik para stafnya, produktivitas ANTARA sama sekali tidak terganggu selama ini.

"Maka dalam hal ini, kami di ANTARA memiliki visi dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan perubahan itu," kata Dimas menceritakan pengalamannya mengelola kantor berita yang kini telah memasuki usia yang ke-84 tahun itu.

Mengenai masa depan media sebagai sebuah entitas bisnis, mantan Pemimpin Redaksi The Jakarta Post itu sangat percaya bahwa yang menjadi masalah bukan pada penurunan kualitas bisnis, munculnya platform baru, atau kebangkitan media sosial. Justru dia yakin masih ada tempat bagi jurnalis cakap meskipun media sosial tumbuh pesat dan konsumsi media berubah total. Apalagi jurnalis muda saat ini lebih mahir dengan platform baru.

Media konvensional dan jurnalis profesional sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan karena mayoritas perusahaan media tidak menemukan model bisnis baru.

Menurut dia, sebagian besar media masih mengandalkan iklan konvensional untuk mengais pendapatan.

"Kami terlambat menyadari adanya pendapatan baru di tengah situasi ekonomi yang berubah. Perlu saya jelaskan, meskipun ANTARA sebagai kantor berita milik negara, kami adalah perusahaan yang berorientasi profit. Seperti halnya kebanyakan dari Anda di (forum) sini, saya juga mencari profit untuk mengembangkan perusahaan," ucapnya.

"Untuk mengubah model bisnis, kami me-'rebranding' diri sendiri dulu agar (perannya) tidak sesederhana kantor berita, melainkan perusahaan penyedia layanan komunikasi dan media terintegrasi kepada berbagai jenis klien kami," ujarnya.



Bahkan ANTARA sekarang tidak hannya menjual berita, melainkan juga jaringan, keahlian, dan kompetensi di semua sektor komunikasi.

"Pada saat semua orang terpikat dengan tampilan halaman, hitlike, dan jumlah pengunjung, kami menyadari masih ada kekosongan di ruang publik secara fisik. Oleh karena itu, kami mulai berinvestasi di layar televisi di ruang publik, seperti stasiun kereta api, rumah sakit, gedung perkantoran dan lain-lain," kata Dimas.

Ia menyebutkan ANTARA kini memiliki lebih dari 400 unit layar yang menyediakan informasi publik sehingga dapat pula dimonetisasi menjadi saluran distribusi.

"Layar ini sangat berguna di masa pandemi sebagai sarana edukasi untuk menggugah kesadaran akan COVID-19 dan norma-norma baru yang harus kita jalankan," kata Dirut ANTARA.

KTT Media Dunia digelar bersamaan dengan ulang tahun Xinhua. Semula perwakilan media di China diundang untuk menghadiri forum tersebut secara fisik di salah satu hotel di Beijing.

Namun karena otoritas Beijing sedang menerapkan prokes ketat COVID-19 menjelang Winter Olympic, maka forum tersebut digelar secara daring, kecuali untuk pihak penyelenggara dan para pejabat kantor berita Xinhua. 

Pewarta: Ilham Yude Pratama

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022