Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Seorang pelestari Bekankan (Nasalis Larvatus) dari Negara Canada David Breckenridge mengatakan hewan berhidung mancung yang dilindungi undang-undang itu adalah mahluk yang cerdas.


Hal itu disampaikan David kepada Antaranews Kalsel, saat memeriksa jebakan bekantan yang belum membuahkan hasil di Jalan Ahmad Yani KM 17, Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar, Sabtu.

"Dua buah jebakan yang kita pasang kemarin (Jumat/15/1) tidak ada yang kena, artinya bekantan itu tidak mudah untuk ditipu," kata David yang datang ke lokasi didamping Ciro Rendas dari negera Portugal dan dari Sahabat Bekantan Indonesa (SBI), Feri Hoesien dan relawan lainnya.

Menurut David hewan cerdas tentu nalurinya bereaksi ketika melihat makanan seperti pisang yang tiba-tiba ada ditengah hutan.

Dan ada banyak bekas telapak kaki manusia serta ada bekas beberapa pohon galam yang habis ditebang.

"Insting bekantan pasti jalan melihat benda-benda asing seperti kawat, nylon dan blek seng bekas tempat cat, jadi tidak langsung mendekat walau pun mereka lapar," kata David.

Dijelaskan walau pun sifat bekantan pemalu tetapi memiliki penglihatan yang tajam juga penciuman hewan liar pasti mencium bau asing berupa sisa-sisa cat yang mengandung zat kimia.

Feri Hoesien menambahkan jebakan berupa trap ditengah-tengahnya dikasih satu tandan pisang begitu juga dengan jebakan berupa kandang terbuat dari beberpa pohon galam berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang beberapa kayu galam juga kemudian diberi jalan masuk berupa blek bekas cat untuk mengambil pisang.

Bila bekantan tergoda dengan pisang jalan satu-satunya untuk mengambil adalah bagian lobang bekas blek cat tersebut, setelah masuk maka tidak bisa keluar lagi.

"Dan ini sudah dibuktikan oleh warga, dari suku Dayak Bukit bernama Arul," kata Feri.

Rencananya bila bekantan yang masih ada di Km 17 itu dapat ditangkap akan dievakuasi ke Pulau Bakut, bila ada yang sakit atau stres akbibat penangkapan itu maka akan direhabilitasi terlebih dahulu.

"Bila diyakini Sudah sehat maka akan dilepas liarkan ke Pulau Bakut, menyusul kawanannya yang berjumnlah sekitar 50 ekor," terang Feri.

Disinggung kafasitas konservasi di lokasi Pulau Bakut menurut pemilik puri anggrek ini berdasarkan rekomendasi BKSDA Provinsi Kalimantan Selatan edialnya bisa dihuni sebanyak 100 ekor bekantan.  

Feri menyebutkan ada beberapa tempat konservasi bekan di Provinsi Kalimantan Selatan, diantaranya Pulau Bakut, Pulau Curiak, Pulau Kaget, Pulau Kembang, Sungai Bulan, Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam, Gunung Ketawan (Loksado).

Zainal, dari Tim Rescue Save Bekantan menambahkan sebenarnya sudah ada tiga ekor bekantan yang tertabrak mobil saat menyeberang jalan di sekitar tugu Km 17 tersebut berdasarkan laporan masyarakat.

"Masyarakat memberitahukan kepada tim ada yang langsung menelepon atau melalui media sosial," kata Zainal. 
  

 

Pewarta: Asmuni

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016