Momentum Idul Fitri membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat di sekitar makam Datu Sanggul di Desa Tatakan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Pengurus Pokdarwis Makam Datu Sanggul, Abdul Rahman, mengatakan sejak hari pertama lebaran hingga sekarang, kunjungan peziarah terus meningkat. Hal itu berdampak terhadap para pedagang hingga penjaga sandal.
"Hari ini kurang lebih mencapai angka seribu pengunjung, hari pertama lebaran hanya berkisar 500 orang. Biasanya ramai sampai hari ketujuh lebaran," ujarnya, Selasa.
Diprediksinya tamu dari ulama bahari yang juga dikenal dengan nama Syekh Muhammad Abdussamad itu menuju hari ketujuh lebaran akan terus meningkat.
"Kalau lebaran biasanya para pemudik singgah untuk ziarah ke sini," ujarnya.
Abdul yang juga berjualan makanan dingin dan makanan ringan itu mengaku hasil penjualannya melejit dibandingkan hari hari biasa sebelum lebaran.
"Sebelumnya Rp300 ribu dan sekarang saat Idul Fitri omset penjualan sampai ke sejutaan. Ramainya kunjungan peziarah juga berdampak ke-perekonomian pedagang lain, hampir sama lah penghasilan dengan saya," ujarnya.
"Setiap tahun, kunjungan ramai saat Idul Fitri dan haulan Abah Guru Sekumpul," ujarnya, menambahkan.
Pedagang kembang Jamidah juga mengungkapkan hal serupa, jualannya laku keras saat lebaran ini.
"Saat Idul Fitri laku 50 ikat harga satu ikat Rp20 ribu, hasilnya dibagi untuk tiga orang. Sebelumnya, hari biasa cuma 10 ikat harganya Rp 8 ribu. Harga naik sehari sebelum lebaran, kita beli dari orang Martapura," ujarnya.
Berkah Idul Fitri pun dirasakan para penjaga sandal, meskipun tidak mematok tarif, penghasilan mereka naik berkali lipat.
"Hari ini dapat 2 juta lebih. Hari biasa kadang kala Rp500 ribu hingga satu juta. Hasilnya dibagi untuk 43 orang sebian disimpan untuk kas," ujar penjaga sandal Arina Wati.
Terlihat, para tamu dari sahabat ulama tersohor Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari itu silih berganti berdatangan hingga menjelang magrib.
Saat Idul Fitri ini, kata masyarakat, ada sebagian aktivitas pedagang sampai pukul 22:00 Wita, karena masih ada pengunjung yang datang.
Dari catatan ANTARA, Kabupaten Tapin memang terkenal mempunyai objek wisata religi yang menarik banyak peziarah, misalnya ; makam Datu Ganun, Datu Suban, Datu Sanggul, Datu Nuraya, Datu Gadung, Datu Qabul, Datu Aling dan Datu Muning.
Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan mencatat sepanjang 2020 lalu ada 595.478 wisatawan nusantara datang ke Tapin, sedangkan Januari-September 2021 ada 508.836 orang.
Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Disbudpar Tapin Fitri pernah mengungkapkan dibanding wisata alam, kunjungan wisatawan religi lebih dominan.
"Dari angka kunjungan itu, wisatawan religi lebih mendominasi," ujarnya, waktu itu.
Baca juga: Wisata air jadi tempat favorit masyarakat Tapin saat Idul Fitri
Baca juga: Polres Tapin fasilitasi tempat pijat, servis kendaraan hingga makan minum gratis untuk pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Pengurus Pokdarwis Makam Datu Sanggul, Abdul Rahman, mengatakan sejak hari pertama lebaran hingga sekarang, kunjungan peziarah terus meningkat. Hal itu berdampak terhadap para pedagang hingga penjaga sandal.
"Hari ini kurang lebih mencapai angka seribu pengunjung, hari pertama lebaran hanya berkisar 500 orang. Biasanya ramai sampai hari ketujuh lebaran," ujarnya, Selasa.
Diprediksinya tamu dari ulama bahari yang juga dikenal dengan nama Syekh Muhammad Abdussamad itu menuju hari ketujuh lebaran akan terus meningkat.
"Kalau lebaran biasanya para pemudik singgah untuk ziarah ke sini," ujarnya.
Abdul yang juga berjualan makanan dingin dan makanan ringan itu mengaku hasil penjualannya melejit dibandingkan hari hari biasa sebelum lebaran.
"Sebelumnya Rp300 ribu dan sekarang saat Idul Fitri omset penjualan sampai ke sejutaan. Ramainya kunjungan peziarah juga berdampak ke-perekonomian pedagang lain, hampir sama lah penghasilan dengan saya," ujarnya.
"Setiap tahun, kunjungan ramai saat Idul Fitri dan haulan Abah Guru Sekumpul," ujarnya, menambahkan.
Pedagang kembang Jamidah juga mengungkapkan hal serupa, jualannya laku keras saat lebaran ini.
"Saat Idul Fitri laku 50 ikat harga satu ikat Rp20 ribu, hasilnya dibagi untuk tiga orang. Sebelumnya, hari biasa cuma 10 ikat harganya Rp 8 ribu. Harga naik sehari sebelum lebaran, kita beli dari orang Martapura," ujarnya.
Berkah Idul Fitri pun dirasakan para penjaga sandal, meskipun tidak mematok tarif, penghasilan mereka naik berkali lipat.
"Hari ini dapat 2 juta lebih. Hari biasa kadang kala Rp500 ribu hingga satu juta. Hasilnya dibagi untuk 43 orang sebian disimpan untuk kas," ujar penjaga sandal Arina Wati.
Terlihat, para tamu dari sahabat ulama tersohor Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari itu silih berganti berdatangan hingga menjelang magrib.
Saat Idul Fitri ini, kata masyarakat, ada sebagian aktivitas pedagang sampai pukul 22:00 Wita, karena masih ada pengunjung yang datang.
Dari catatan ANTARA, Kabupaten Tapin memang terkenal mempunyai objek wisata religi yang menarik banyak peziarah, misalnya ; makam Datu Ganun, Datu Suban, Datu Sanggul, Datu Nuraya, Datu Gadung, Datu Qabul, Datu Aling dan Datu Muning.
Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan mencatat sepanjang 2020 lalu ada 595.478 wisatawan nusantara datang ke Tapin, sedangkan Januari-September 2021 ada 508.836 orang.
Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Disbudpar Tapin Fitri pernah mengungkapkan dibanding wisata alam, kunjungan wisatawan religi lebih dominan.
"Dari angka kunjungan itu, wisatawan religi lebih mendominasi," ujarnya, waktu itu.
Baca juga: Wisata air jadi tempat favorit masyarakat Tapin saat Idul Fitri
Baca juga: Polres Tapin fasilitasi tempat pijat, servis kendaraan hingga makan minum gratis untuk pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022