Pembuat drone dari China, DJI, telah mengonfirmasi bahwa mereka menghentikan semua pengiriman produknya ke negara Rusia dan Ukraina untuk mengurangi potensi produknya digunakan untuk pertempuran selama masa invasi Rusia.

Tidak hanya menghentikan pengiriman dan penjualan produk, DJI juga menghentikan sementara operasional layanan purna jualnya sampai waktu yang tidak ditentukan.

Dikutip dari The Verge, Kamis, langkah itu menjadi jawaban atas kecurigaan Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Federov yang sempat menuding DJI membantu Rusia untuk melakukan operasi invasinya.

Baca juga: Wilayah Moldova disebut ditembaki dari Ukraina

Dalam tudingannya itu, AeroScope DJI dinilai telah digunakan Rusia untuk menargetkan warga hingga para pilot dari Ukraina.

Selama masa invasi berlangsung, sebenarnya baik Rusia maupun Ukraina sama- sama menggunakan drone untuk melakukan pengintaian dari jarak jauh.

Bahkan beberapa ditemukan telah diubah dan dimodifikasi menjadi senjata darurat.

Sebenarnya pada akhir Maret 2022, DJI mengatakan tidak berniat untuk menghentikan operasionalnya baik di Ukraina maupun Rusia.

“Selama 15 tahun, DJI telah mencoba yang terbaik untuk menghindari geopolitik,” kata juru bicara DJI Adam Lisberg.

Namun akhirnya keputusan itu diambil agar tudingan yang telah menyebar itu bisa diredam dan DJI tetap bertahan dengan sikap netralnya.

Meski layanan penjualan, purna jual, hingga pengiriman dihentikan, namun DJI tidak akan bertanggung jawab jika masih ada perangkatnya yang digunakan di kedua negara itu.

Di samping itu, untuk perangkat AeroSpace DJI yang lisensinya telah kedaluwarsa maka perusahaan tidak akan melakukan otorisasi ulang sehingga ada kemungkinan perangkat tersebut tidak bisa maksimal digunakan.

Baca juga: Pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria diputus oleh Rusia

"DJI membenci penggunaan drone kami untuk menyebabkan kerusakan dan untuk itu kami sementara menangguhkan penjualan di negara-negara ini membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran, ”kata Lisberg.

Pewarta: Livia Kristianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022