Pusat Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengapresasi Desa Indrasari di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang naik status dari desa maju menjadi desa mandiri.

"Kenaikan status dari maju menjadi mandiri merupakan buah usaha yang sangat istimewa," ujar Kepala Pusat PPMD Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dr Yusra dalam rilis yang disampaikan, Jumat.

Yusra mengunjungi secara langsung desa tersebut didampingi Koordinator Tenaga Ahli Pendamping Masyarakat (TAPM) Pusat Sukoyo dan Tim TAPM Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (20/4/2022).

Dia pun menyampaikan keberhasilan membangun desa Indrasari ini tidak lepas dari peran Tenaga Pendamping Profesional (TPP).

Yusra menyampaikan rasa terima kasih atas antusias TPP dalam pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banjar.

Dia menyampaikan dengan tegas agar para TPP tidak hanya mengawal dana desa, tapi juga pemberdayaan masyarakat desa.

Dia juga menegaskan, Pendamping Lokal Desa (PLD) bukan bawahan kepala desa, tapi mitra untuk saling menopang dan saling bersinergi dalam pembangunan desa.

Menurut dia, dukungan TPP dalam proses pembangunan desa di antaranya dengan penyediaan data yang update dan berkualitas sesuai dengan regulasi yang semestinya.

"Dalam proses penyaluran dana desa," paparnya.

"Progres penggunaan dana desa harus selalu update melalui aplikasi MonevDD yang tersedia, agar data dari desa sampai ke pusat dapat dikontrol dan dipantau," paparnya.

,"Mari kita wujudkan bahwa paradigma membangun desa kini menjadi desa membangun. Dari sini, desa akan menjadi pelopor pembangunan nasional," kata Yusra.

Seperti apa kemajuan Desa Indrasari Kabupaten Banjar hingga menjadi desa mandiri sesuai pendataan IDM 2022, ternyata tidak lepas dari peran serta BUMDes milik desa tersebut.

BUMDes "Mulia Sari" Desa Indrasari itu didirikan pada 2018, kini sudah menyumbangkan pendapatan asli desa (PADesa).

Direktur BUMDes Desa Indarsari Muhammad Syuhada menyampaikan, bahwa BUMDes Mulia Sari dengan unit usaha pertama dikelola adalah pengelolaan sampah dengan pasar 1.600 KK di masyarakat bermitra dengan BUMDes.

Kemudian unit usaha BUMDes berkembang dengan dibentuknya unit penyewaan tenda, gedung serbaguna dan sewa rumah bedakan.

"Hasil uang sewa gedung serba guna desa digunakan untuk membangun rumah bedakan, hasilnya diputar kembali menjadi tambahan modal usaha unit usaha BUMDes," tuturnya, seraya menyampaikan BUMDes ini dikelola sebanyak 14 orang warga desa.

Koordinator Nasional Tenaga Pendamping Profesional Sukoyo menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan Pemerintah Desa Indrasari atas prestasinya membawa desa dari maju menjadi mandiri.

Menurut Sukoyo, kalau dikawal dengan baik oleh TPP dan didukung oleh kolaborasi yang kompak dari perangkat desa, Desa Indrasari akan lebih luar biasa.

Baca juga: 100 KPM Desa Gunung Raja terima BLT-DD
Baca juga: Sejumlah desa di HST terima bantuan Rp300 juta untuk pembangunan sanitasi

Pewarta: Sukarli

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022