Batulicin (Antaranews Kalsel) - Perusahaan bahan baku baja, PT Meratus Jaya Iron dan Steel (MJIS) di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, terpaksa merumahkan ratusan pekerjanya.
General Affair Ampera Wansyah melalui Perencana Produksi Ridwan Lubis di Batulicin, Selasa, mengatakan perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja dengan sebagian karyawanya, salah satunya disebabkan harga bahan setengah jadi atau "spong" tersebut masih rendah di pasaran.
"Jumlah karyawan yang di rumahkan kisaran 115 orang, dari 365 orang seluruh karyawan PT MJIS," ujarnya.
Dia menjelaskan, karyawan yang di rumahkan merupakan tenaga kerja yang masih berstatus "outsourcing", sementara untuk karyawan biasa masih dipekerjakan, namun tidak lagi sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Dia mencontohkan, untuk karyawan yang sebelumnya bertugas sebagai operator mesin, sekarang dialihkan sebagai perawatan atau perbaikan mesin, ada pula yang ditugaskan sebagai tukang bersih-bersih agar aset yang ada di perusahaan tetap terawat meskipun berhenti beroperasi.
Visi dan misi bardirinya PT MJIS di Tanah Bumbu adalah menjadikan perusahaan penghasil besi baja yang terdepan dan berstandar internasional dengan menggunakan bahan baku serta sumber daya lokal untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar global.
Memanfaatkan bahan baku serta sumber daya lokal secara optimal sehingga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar, mampu menghasilkan produk serta jasa yang berkualitas berbiaya rendah dengan mengutamakan keselamatan, kesehatan kerja, dan perduli terhadap lingkungan sekitar.
Menurutnya, keberadaan PT MJIS memberikan manfaat yang cukup luas bagi masyarakat Tanah Bumbu maupun pemerintah daerah.
Salah satunya dampak positif yang diberikan PT MJIS terhadap pemerintah daerah yakni mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 60 persen dari total karyawan.
Memberikan nilai tambah terhadap pemerintah daerah mengenai energi listrik sebesar 5 Mega Watt (MW) bekerja sama dengan pihak PT Perusahaan Listrik Negara untuk didistribusikan kepada masyarakat yang belum terlayani listrik dari PT PLN.
Dia mengemukakan, PT MJIS memiliki kapasitas produksi bahan mentah tanah yang mengandung biji besi 33 ton per jam, untuk memproduksi "spong" yang kemudian dikirim ke perusahaan yang ada di Pulau Jawa yakni PT Krakatau Steel (Persero).
Bahan baku spong merupakan hasil tambang dari PT Sebuku Iron Leritic Ories (SILO) yang berada di Kabupaten Kotabaru dan bahan baku dari Kabupaten Tanah Laut, serta dari Pangkalambun, Kalimantan Tengah.
Dalam satu bulannya PT MJIS melakukan pengiriman spong ke PT Krakatau Steel untuk dijadikan besi baja mencapai 12.000 ton Spong.
"Sementara ini sambil menunggu harga besi baja di pasar dunia stabil, kami harus menghentikan sementara produksi untuk menghindari kerugian dan kemungkinan harga pasar dunia akan stabil diperkirakan sampai periode 2018," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
General Affair Ampera Wansyah melalui Perencana Produksi Ridwan Lubis di Batulicin, Selasa, mengatakan perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja dengan sebagian karyawanya, salah satunya disebabkan harga bahan setengah jadi atau "spong" tersebut masih rendah di pasaran.
"Jumlah karyawan yang di rumahkan kisaran 115 orang, dari 365 orang seluruh karyawan PT MJIS," ujarnya.
Dia menjelaskan, karyawan yang di rumahkan merupakan tenaga kerja yang masih berstatus "outsourcing", sementara untuk karyawan biasa masih dipekerjakan, namun tidak lagi sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Dia mencontohkan, untuk karyawan yang sebelumnya bertugas sebagai operator mesin, sekarang dialihkan sebagai perawatan atau perbaikan mesin, ada pula yang ditugaskan sebagai tukang bersih-bersih agar aset yang ada di perusahaan tetap terawat meskipun berhenti beroperasi.
Visi dan misi bardirinya PT MJIS di Tanah Bumbu adalah menjadikan perusahaan penghasil besi baja yang terdepan dan berstandar internasional dengan menggunakan bahan baku serta sumber daya lokal untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar global.
Memanfaatkan bahan baku serta sumber daya lokal secara optimal sehingga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar, mampu menghasilkan produk serta jasa yang berkualitas berbiaya rendah dengan mengutamakan keselamatan, kesehatan kerja, dan perduli terhadap lingkungan sekitar.
Menurutnya, keberadaan PT MJIS memberikan manfaat yang cukup luas bagi masyarakat Tanah Bumbu maupun pemerintah daerah.
Salah satunya dampak positif yang diberikan PT MJIS terhadap pemerintah daerah yakni mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 60 persen dari total karyawan.
Memberikan nilai tambah terhadap pemerintah daerah mengenai energi listrik sebesar 5 Mega Watt (MW) bekerja sama dengan pihak PT Perusahaan Listrik Negara untuk didistribusikan kepada masyarakat yang belum terlayani listrik dari PT PLN.
Dia mengemukakan, PT MJIS memiliki kapasitas produksi bahan mentah tanah yang mengandung biji besi 33 ton per jam, untuk memproduksi "spong" yang kemudian dikirim ke perusahaan yang ada di Pulau Jawa yakni PT Krakatau Steel (Persero).
Bahan baku spong merupakan hasil tambang dari PT Sebuku Iron Leritic Ories (SILO) yang berada di Kabupaten Kotabaru dan bahan baku dari Kabupaten Tanah Laut, serta dari Pangkalambun, Kalimantan Tengah.
Dalam satu bulannya PT MJIS melakukan pengiriman spong ke PT Krakatau Steel untuk dijadikan besi baja mencapai 12.000 ton Spong.
"Sementara ini sambil menunggu harga besi baja di pasar dunia stabil, kami harus menghentikan sementara produksi untuk menghindari kerugian dan kemungkinan harga pasar dunia akan stabil diperkirakan sampai periode 2018," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015