Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin Prof MP Lambut, Ems berpendapat, Kalimantan Tengah kini menjadi "Kerajaan Malaysia".


Pendapat putra Indonesia kelahiran Kalimantan Tengah (Kalteng) itu sebagai sebuah kritik sosial dan ekonomi yang dia kemukakan pada Seminar Nasional Jejak Langkah Pengabdian Ir Pangeran Mohammad (PM) Noor di Banjarmasin, Sabtu.

"Mengapa Kalteng seakan Kerajaan Malaysia? Karena perkebunan kelapa sawit di `Bumi Isen Mulang` itu dari orang-orang Malaysia," ujar laki-laki yang hampir berusia 83 tahun tersebut.

Putra Dayak Ngaju Kalteng itu menyayangkan kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit dari orang-orang negeri jiran tersebut karena terkesan meminggirkan penduduk asli, bukan meningkatkan kesejahteraan warga setempat atau sekitar perkebunan.

"Semestinya, kehadiran perusahaan asing justru meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat, terlebih bagi penduduk asli," lanjutnya.

Dosen Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unlam itu berharap, agar pemerintah memperhatikan terhadap perusahan asing yang seakan menjadi tuan di negeri ini, dan penduduk setempat yang terkesan sebagai tamu di negerinya sendiri.

Mengenai pengusulan almarhum Ir Pangeran Mohammad (PM) Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) supaya mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Nasional, menurut dia, tak ada alasan bagi pemerintah RI untuk tidak mengabulkannya.

Pasalnya sepak terjang dan kiprah perjuangan PM Noor cukup jelas, bukan cuma untuk Kalsel atau Kalimantan, tapi pada dasarnya bagi negara dan bangsa Indonesia, demikian MP Lambut.

Sementara Hakim Agung RI Dr H Abdurrahman SH MH yang juga pengamat sejarah Kerajaan Banjar, Kalsel berpendapat, perjuangan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional bagi PM Noor sejak 30 tahun lalu, bukan baru sekarang.

Pasalnya, lanjut mantan dosen hukum adat pada Fakultas Hukum Unlam itu, almarhum Brigjen H Hasan Basry sudah menulis buku tentang PM Noor pada 30 tahun lalu.

"Sedangkan Hasan Basry yang sudah mendapat gerlar Pahlawan Nasional merupakan teman atau anak buah PM Noor saat perjuangan fisik mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Kalimantan atau menolak berdirinya Negara Borneon," ujarnya.

"Kita berharap agar pemerintah pusat segera menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almrhun PM Noor yang meninggal dunia 34 tahun silam itu," demikian Abdurrahman.

Makam PM Noor sekarang satu komplek dengan makam Sultan Adam, Raja Banjar yang terkenal dengan hukum adatnya, yaitu di Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar (40 kilometer utara Banjarmasin).

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015