Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Jamaah haji asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Hj Fatimah Abdul Hamid (55) yang dinyatakan hilang saat dirawat di rumah sakit Arafah, dipastikan telah wafat.


Kepala Kanwil Kemenag Kalsel H M Tambrin menyatakan, pihaknya telah menyampaikan kabar duka ini kekeluarga Hj Fatimah Abdul Hamit, Minggu, secara langsung ke rumahnya di Jalan Beruntung Jaya, Komplek Yudistira 1, Banjarmasin.

Tambrin menyatakan, kabar duka itu pihaknya dapatkan tadi malam (Sabtu, 17/10), yakni, dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, yakni, setelah dipastikan identifikasi jenazah Fatimah Abdul Hamit di ruang Pemulasaraan Jenazah di Muaisim.

"Tim identifikasi jenazah di Arab Saudi memastikan lewat gelang identitas yang masih terpasang di jenazah bersangkutan," tuturnya.

Hal ini, kata dia, sudah pihaknya ceritakan sejelas-jelasnya kepafa keluarga yang berduka, sekalian menyampaikan duka dari pihaknya dan akan memproses hak-hak almarhum untuk claim asuransi dan lain-lain.

"Karena beliau wafat di tanah Haram, Insya Allah husnul khatimah dan menjadi haji mabrur," paparnya.

Sementara itu, suami Hj Fatimah Abdul Hamit bernama Ali Zaini Karo menyatakan, keluarganya sudah mengikhlaskan kepergian istrinya tercinta itu kehadapan sang ilahirobbi.

"Memang ada yang mengnformasikan tadi malam sekitar pukul 01.00 Wita dini hari kepada kita, tapi tetap kita menunggu yang resminya," ujarnya.

Dia menyatakan, setelah mendapat kabar resmi ini keluarganya dan masyarakat melaksanakan sholat gaib fardu kifayah di Mushola daerah tempat tinggalnya.

"Rencananya malam ini kita mulai gelar acara tahlilan," ungkapnya.

Lurah Sungai Baru, Banjarmasin itu mengungkapkan, selama 23 hari istrinya tersebut tanpa kabar setelah tidak diketahui keberadaannya saat di rawat di RS Arafah pada 24 September lalu.

"Dari informasinya, perawatan istri saya sempat dipindah kerumah sakit Mina, dan dikabarkan sudah mengalami kritis," tuturnya.

Padahal, kata dia, saat berada di Mekkah itu, dirinya dibantu petugas haji sudah melakukan kunjungan kesemua rumah sakit di Mina untuk mencari keberadaan istrinya itu, namun tidak sampai keruang penyimpanan jenazah.

"Sebab kita cari waktu itu di semua rumah sakit tidak ada datanya, demikian pula di data jamaah haji meninggal," tuturnya.

Istrinya, ungkap Ali Zain Karo, mengalami sakit strok setelah melaksanakan ibadah rukun haji wukuf di Padang Arafah, hingga harus dilarikan kerumah sakit pada 23 September, sehari berlalu, yakni, 24 September istrinya yang berada di ruang ICU dinyatakan telah dipindah perawatan, namun tidak jelas kemana.

"Sejak itu, dia hilang, kita mencari kemana-mana, untung ada teman-teman di sana yang mau membantu, dan kita sempat galau beribadah," akunya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015