Dunia internasional saat ini was-was dengan perkembangan sebaran varian Omicron yang sangat cepat. Menurut data GISAID sudah ada 42 negara yang melaporkan sampel, paling besar Afrika Selatan 398 sampel, Inggris 334 sampel dan Amerika Serikat 43 sampel. 

Negara tetangga Indonesia paling dekat yang sudah melaporkan kasus varian Omicron adalah Singapura 6 sampel, Malaysia dan Thailand masing-maisng 1 sampel.

Varian ini memiliki kecepatan transmisi lebih tinggi dari VoC lainnya dan risiko lebih besar untuk terjadinya reinfeksi bagi para penyintas. Tentu kemungkinan risiko lebih besar dihadapi penduduk yang belum divaksin, berusia lanjut dan memiliki komorbid.

Bagaimana kesiapan Indonesia melakukan mitigasi menghadapi serangan varian Omicron ini? Dengan kecepatannya transmisinya dan potensi lonjakan mobilitas penduduk saat liburan akhir tahun, anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D, maka risiko masuk dan menyebarnya varian ini di Indonesia juga besar. Apalagi capaian vaksinasi di Indonesia masih terbatas.

Pengendalian mobilitas penduduk dengan syarat dan skrining yang ketat agar pelaku perjalanan antar daerah dan pulau serta lintas negara sudah dipastikan bebas dari  COVID-19. Sementara strategi 3T dan penerapan protokol kesehatan 5M terus diperkuat. 

Saat ini asesmen situasi COVID-19 di Indonesia berada di level 2 dengan Transmisi Komunitas "rendah" dan Kapasitas Respon "sedang". Adapun capaian vaksinasi dosis 1 dan lansia juga di level "sedang". Hanya saja capaian vaksinasi nasional tidak merata dan masih rendah di sebagian wilayah Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi lengkap nasional dari jumlah penduduk sebesar 37,31%. Capaian ini masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju yang sudah melewati 70% dan masih terjadi ledakan kasus. Artinya posisi Indonesia masih rentan.

Ketimpangan cukup lebar terjadi antara Jawa-Bali dan di luarnya. Vaksinasi lengkap Jawa-Bali sudah mencapai 44,31%, Kalimantan 31,49%, Sumatera 29,66%, Sulawesi 25,12% dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua 21,43%.

Di sisi lain ketimpangan di antara 514 kabupaten dan kota lebih besar lagi. Di mana vaksinasi lengkap di 98 kota sudah menyentuh 61,175 dari populasi sedangkan pada 416 kabupaten baru 30,74%.  

Realisasi vaksinasi lengkap tertinggi untuk wilayah kota di Jawa-Bali dengan proporsi 71,89% dari jumlah penduduk sedangkan paling rendah di region Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan rasio 36,78%. Di tingkat kabupaten, realisasi vaksinasi lengkap paling tinggi di Jawa-Bali 36,48% dari jumlah penduduk, paling rendah kembali ditempati region paling Timur Indonesia dengan proporsi 19,17%.

Sementara vaksinasi lengkap untuk lanjut usia atau lansia di tingkat nasional baru mencapai 36,17% dari target. Masih terbatasnya vaksinasi pada lansia ini menempatkan lansia yang belum divaksin dalam posisi rentan jika terjadi peningkatan penularan di tengah masyarakat. Kerentanan semakin besar karena faktor ketimpangan.

Misalnya vaksinasi lengkap lansia di Jawa-Bali sudah mencapai 43,11% dari target sedangkan di Kalimantan baru 25,60%. Pada level kota, vaksinasi lengkap lansia sudah sebesar 60,92% sedangkan di kabupaten baru 30,19%.

Masih terbatasnya capaian vaksinasi tersebut, kata Muttaqin, dapat menjadi ancaman dalam menghadapi potensi penyebaran varian Omicron. Meskipun saat ini mayoritas asesmen situasi kabupaten dan kota berada di level 2, tetapi masih banyak daerah dengan Kapasitas Respon "terbatas". 

Jumlahnya mencapai 210 kabupaten dan kota. Begitu pula ada 424 daerah rasio kontak eratnya di bawah 5. Artinya tracing pada sebagian besar wilayah Indonesia masih sangat tidak memadai.


Hadiah umrah bagi peserta vaksinasi

Polres Banjar jajaran Polda Kalimantan Selatan menyiapkan hadiah umrah bagi peserta vaksinasi sebagai upaya menarik antusias masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

"Hadiah umrah ini kami khususkan bagi warga Kabupaten Banjar, ada dua orang terpilih nantinya berangkat ke tanah suci Makkah. Pemkab juga menyediakan tiga paket umrah," terang Kapolres Banjar AKBP Doni Hadi Santoso.

Dijelaskan dia, hadiah umrah nantinya diundi setelah vaksinasi mencapai 70 persen di daerah itu sebagaimana target pemerintah secara nasional.

"Harapan kita semua tentunya target ini bisa tercapai di akhir tahun, namun jika tidak maka di awal tahun 2022 harus terus digencarkan agar sesegeranya tercapai," tuturnya.

Doni menyatakan pihaknya berkomitmen membantu pemerintah daerah dalam upaya akselerasi vaksinasi dengan terus menggelar gerai vaksin Presisi baik di Polres ataupun Polsek jajaran.

Sistem jemput bola juga dilakukan dengan cara membuka layanan vaksin ke area publik dan tempat keramaian termasuk tempat ibadah dan kawasan perumahan penduduk.

"Saya perintahkan Bhabinkamtibmas betul-betul mendata warga di wilayah binaannya, kalau ada yang belum vaksin segera diajak ikut vaksin demi memutus rantai penyebaran COVID-19," jelas Kapolres alumni Akpol 2001 itu.

Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengapresiasi terobosan dari Polres Banjar dan Pemkab Banjar dalam upaya percepatan vaksinasi tersebut.

Menurut dia, memang harus ada upaya luar biasa untuk bisa mencapai torehan vaksin sesuai yang ditargetkan.

"Kalau memang dengan cara suatu pemberian hadiah ini dinilai efektif meningkatkan animo masyarakat tentu hal yang bagus. Saya rasa daerah lain dapat melakukan inovasi serupa tentunya disesuaikan dengan kearifan lokal apa yang kira-kira tepat," paparnya.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021