Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bekantan (Nasalis larvatus) salah satu satwa yang dilindungi terpanggang api akibat kebakaran hutan dan lahan seluas 50 hektare di kawasan Desa Sungai Rutas, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
"Banyak habitat satwa yang terpanggang api dari kebakaran hutan dan lahan di Tapin salah satunya koloni dari Bekantan," kata Ketua Tim Bekantan Wild Life Rescue Center Zaenal Abie di Banjarmasin, Senin.
Ia mengatakan, akibat dari kebakaran itu tak hanya bekantan saja yang menjadi korban namun satwa lain seperti kura-kura, biawak juga mengalami luka-luka akibat kebakaran itu.
"Ada satu koloni binatang yang dikenal dengan sebutan monyet Belanda di hutan seluas 50 hektare itu dan mereka berjumlah 15 ekor dan tiga ekor bekantan terbakar," ucapnya.
Dari pencarian di kawasan hutan dan lahan yang terbakar itu akhirnya ditemukan seekor bekantan berumur 1,5 tahun yang diduga stres dan lemah karena banyak hirup asap.
Sementara itu Ketua Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Kalsel Amalia Rezeki di Banjarmasin, mengatakan kebakaran hutan dan lahan di daerah Tapin itu sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu, namun lokasi masih berasap.
"Saat meninjau lokasi kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat setempat karena sudah berusaha memadamkan api dan menyelamatkan satwa-satwa yang terjebak dalam kebakaran hutan dan lahan itu," tuturnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel Lukito Andi di Banjarmasin, membenarkan terkait kabar dan kejadian tersebut.
"Satu ekor bekantan yang kondisi lemah itu akibat menghirup asap sudah dilakukan evakuasi dari Tapin dan diarahkan agar dibawa ke Pulau Bakut, namun sebelumnya diberikan perawatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Banyak habitat satwa yang terpanggang api dari kebakaran hutan dan lahan di Tapin salah satunya koloni dari Bekantan," kata Ketua Tim Bekantan Wild Life Rescue Center Zaenal Abie di Banjarmasin, Senin.
Ia mengatakan, akibat dari kebakaran itu tak hanya bekantan saja yang menjadi korban namun satwa lain seperti kura-kura, biawak juga mengalami luka-luka akibat kebakaran itu.
"Ada satu koloni binatang yang dikenal dengan sebutan monyet Belanda di hutan seluas 50 hektare itu dan mereka berjumlah 15 ekor dan tiga ekor bekantan terbakar," ucapnya.
Dari pencarian di kawasan hutan dan lahan yang terbakar itu akhirnya ditemukan seekor bekantan berumur 1,5 tahun yang diduga stres dan lemah karena banyak hirup asap.
Sementara itu Ketua Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Kalsel Amalia Rezeki di Banjarmasin, mengatakan kebakaran hutan dan lahan di daerah Tapin itu sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu, namun lokasi masih berasap.
"Saat meninjau lokasi kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat setempat karena sudah berusaha memadamkan api dan menyelamatkan satwa-satwa yang terjebak dalam kebakaran hutan dan lahan itu," tuturnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel Lukito Andi di Banjarmasin, membenarkan terkait kabar dan kejadian tersebut.
"Satu ekor bekantan yang kondisi lemah itu akibat menghirup asap sudah dilakukan evakuasi dari Tapin dan diarahkan agar dibawa ke Pulau Bakut, namun sebelumnya diberikan perawatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015