Nusa Penida, (Antaranews Kalsel) - Hamparan rumput laut yang dikembangkan petani Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali menambah daya tarik bagi wisatawan mancaneara menikmati panorama alam bawah laut di daerah tersebut.


Dari atas daratan,  pemandanganya terlihat indah, meskipun terik matahari membuat kulit wisatawan kepanasan, tidak menyurutkan pelancong mengabadikan panorama alam  di tengah-tengah rumput laut yang hijau warnanya itu, kata seorang pramuwisata Dewa Made Edy yang sering mendampingi wisman mengunjungi Nusa Penida, Kamis.

Ia mengatakan, selain rumput laut, wisatawan juga bisa melihat perahu-perahu kecil milik nelayan  setempat yang bersandar dipinggir pantai.

Banyak wisatawan yang senang menikmati panorama alam sekitar tempat pengembangan budidaya rumput laut.

"Wisawatan sangat suka diajak melihat rumput laut yang yang dikembangkan secara meluas di pesisir pantai Nusa Penida," ujarnya.

Wisman sangat tertarik menyaksikan cara memanen, menjemur,  dan membuat bibit rumput laut.

Seorang wisawatan dari Surabaya yang baru pertama kali ke Pulau Lembongan, Ayu Eka mengaku, wisata rumput laut ini sangat bagus, karena bisa melihat langsung proses pengolahan rumput laut.

"Kami ke sini tidak hanya memanjakan mata saja tetapi kami juga dapat pengetahuan tentang rumput laut," ujar perempuan berkaca mata itu.

Petani rumput laut dalam beberapa belakangan ini menjerit, karena rumput laut yang menjadi tumpuan  harapannya merosot dari Rp10.000 kini hanya Rp8.000 per kilogram.

"Padahal sebelumnya bulan sebelumnya  harga Rp10.000 sekarang hanya Rp8.000/kg dalam kondisi  kering," tutur petani rumput laut Menpur dan I Ketut Jagra di Desa Lembongan.

Ia mengatakan, harga rumput laut merosot, karena pembeli yang datang ke Nusa Penida hanya sanggup mengharganya Rp8.000/kg, padahal petani setempat menjelang panen raya rumput laut.

"Masyarakat setempat yang sebagian besar menggantungkan harapannya pada komoditas rumput laut.

I Wayan Suarbawa, petani rumput laut lainnya, selain harga merosot, produksi petani setempat dalam panen kali ini juga menurun, akibat pengaruh cuaca.

Ombak besar mengakibatkan tanaman rumput laut hancur, patok tercabut mengakibatkan rumput laut madi, diperparah lagi harga yang merosot," ujarnya.

Padahal rumput laut Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memiliki kualitas bagus yang ditampung oleh pengusaha dari Surabaya, Jawa Timur, setelah melalui memprosesan di ekspor ke Jepang dan Tiongkok./e

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015