Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan vaksinasi COVID-19 dapat menghambat penularan varian Omicron yang kini sudah menyebar di 42 negara.

"Posisi Indonesia sangat rentan dimasuki varian Omicron dengan capaian vaksinasi masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju yang sudah melewati 70 persen," terang Hidayatullah Muttaqin di Banjarmasin, Kalsel, Jumat.

Menurut Muttaqin, penularan varian Omicron kemungkinan risiko lebih besar dihadapi penduduk yang belum divaksinasi, berusia lanjut dan memiliki komorbid.



Diketahui Omicron memiliki kecepatan transmisi lebih tinggi dari varian COVID-19 lainnya dan risiko lebih besar untuk terjadinya reinfeksi bagi para penyintas.

Dengan kecepatan transmisinya dan potensi lonjakan mobilitas penduduk saat liburan akhir tahun, maka Muttaqin melihat risiko masuk dan menyebarnya varian Omicron di Indonesia cukup besar. Apalagi capaian vaksinasi di Indonesia masih terbatas.



Untuk itulah, Muttaqin berharap pengendalian mobilitas penduduk dengan syarat dan skrining yang ketat harus benar-benar dilakukan agar pelaku perjalanan antar daerah dan pulau serta lintas negara sudah dipastikan bebas dari COVID-19.

"Sementara strategi 3T dan penerapan protokol kesehatan 5M terus diperkuat termasuk akselerasi vaksinasi menuju capaian yang ditargetkan," timpalnya.



Muttaqin mengungkapkan pula saat ini asesmen situasi COVID-19 di Indonesia berada di level 2 dengan transmisi komunitas "rendah" dan kapasitas respons "sedang".

Adapun capaian vaksinasi dosis 1 dan lansia juga di level sedang. Hanya saja capaian vaksinasi nasional tidak merata dan masih rendah di sebagian wilayah Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 8 Desember 2021 capaian vaksinasi lengkap nasional dari jumlah penduduk sebesar 37,31 persen.
 

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021