Saham-saham Jepang jatuh pada perdagangan sesi pagi Jumat, tertekan oleh saham teknologi dan kehati-hatian menjelang data inflasi AS, tetapi indeks acuan diperkirakan mencatat kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan karena kekhawatiran di sekitar varian virus corona Omicron mereda.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) melemah 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 28.603,33 poin pada pukul 02.21 GMT, tetapi diproyeksikan naik 2,0 persen untuk minggu ini.

Indeks Topix yang lebih luas kehilangan 0,29 persen menjadi diperdagangkan di 1.984,98 poin, tetapi berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan 1,3 persen.

"Saham-saham teknologi dan pertumbuhan dipengaruhi oleh penutupan Nasdaq yang lemah semalam," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.

Wall Street berakhir lebih rendah semalam karena investor membukukan beberapa keuntungan setelah tiga hari berturut-turut naik, dengan Nasdaq jatuh lebih tajam daripada S&P 500, sedangkan Dow hampir datar.

"Sulit bagi investor untuk bertaruh menjelang data IHK (Indeks Harga Konsumen) AS malam ini dan pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu depan," kata Ichikawa.

Angka IHK yang lebih tinggi dari perkiraan akan memperkuat kasus untuk keputusan pengetatan kebijakan pada pertemuan bank sentral AS.

Saham-saham terkait chip turun, dengan Advantest dan Tokyo Electron masing-masing kehilangan 1,55 persen dan 0,21 persen. Pembuat peralatan medis Terumo merosot 1,96 persen dan pembuat game Bandai Namco Holdings jatuh 2,92 persen.

Agen kepegawaian Recruit Holdings menyeret Nikkei paling banyak dengan jatuh 4,54 persen dan merupakan persentase kerugian terbesar pada indeks acuan.

Hitachi naik paling banyak di antara 30 komponen inti Topix dengan meningkat 2,16 persen, diikuti oleh Nintendo yang naik 1,83 persen.

Ada 105 kenaikan pada indeks Nikkei melawan 114 penurunan.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021