Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin bersiap menampilkan sendratari kolosal berjudul Pedjoeang Tabanio di Kabupaten Tanah Laut, pada 21 Desember 2021 di Lapangan Ekowisata Mangrove Pagatan.

Pertunjukan yang sedang dipersiapkan para mahasiswa itu, nantinya mengangkat kisah lampau tentang lada, Belanda hingga perjuangan masyarakat.

“Sendratari kolosal yang diangkat berawal dari rasa takjub terhadap kegigihan Haji Buyasin serta pasukan, dalam mempertahankan Benteng Tabanio,” ujar Hafizah, panitia pelaksana, Selasa.

Pertunjunkan yang kaya tentang sejarah itu, melibatkan pelajar setempat. Ada 50 penari , terdiri dari pelajar SMA Bati-Bati , SMAN 1 Takisung , SMKN 1 Takisung, Sanggar El-Baba dan Sanggar Samudra , MAN Tanah Laut, Remaja Karang Taruna Pagatan Besar dan warga sekitar Pagatan Besar.

“Pagelaran itu dibuat atas dasar mata kuliah produksi tari yang memang biasanya dilaksanakan setiap tahun oleh mahasiswa Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin,” ujar Hafizah.

Sendratari itu, kata Hafizah,  diadaptasi dari beberapa sumber. Misalnya, dari Kai Mesran tokoh yang pernah andil dalam menjaga peninggalan Benteng Tabanio. Makalah Tabanio,  yang ditulis oleh Mansyur seorang dosen Sejarah di FKIP ULM.

Selanjutnya, kisah sejarah yang ditulis oleh Al Hafizh Hasanuddin pada kumpulan cerita rakyat Tanah Laut  Tahun 2014, koleksi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tanah Laut. Dan terakhir, bersumber dari buku yang ditulis oleh Anggraini Antemas.

“Informasi lebih lanjut simak instagram : apm.production22 atau pendidikan_senitaribjm18. Youtube : apm.production21 dan facebook : apm produksi,” ujar panitia itu.

Mahasiswa dari  Program Studi Pendidikan Seni Tari itu sebelumnya juga sempat melaksanakan Sendratari Ramayana Full Story (2017), Manjalung Ratu Zaleha (2018), Opera Caronong Samudera (2019), Balamut (2020), dan Film Tari Tamula Gunung Hantanung,  Film Tari Manyingkai Pangambangan, serta Film Tari Darau Purun ( 2021 ).

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021