Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Tinggi debit air Waduk Gunung Ulin di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, beberapa hari terakhir tersisa tiga meter dari sebelumnya sembilan meter.


Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotabaru Noor Ipansyah, di Kotabaru, Rabu mengatakan akibat kemarau panjang yang terjadi kali ini debit air di Waduk Gunung Ulin turun drastis.

"Apabila tidak segera turun hujan, maka akan terjadi penguapan air di waduk semakin memperparah kondisi beberapa hari kedepan," kata Ipansyah menjelaskan.

Akibat debit air yang semakin berkurang tersebut, PDAM Kotabaru terpaksa memberlakukan giliran dengan sistem dua hari tutup dan 12 jam buka.

Kebijakan tersebut, ujar Ipansyah, hanya semata-mata agar sisa air yang ada bisa dinikmati sama-sama oleh para pelanggan yang ada saat ini.

Menurut Ipansyah, masih untung air Waduk Gunung Ulin masih bisa dialirkan kepada pelangganya, karena sudah ada tiga sumber air PDAM Kotabaru mati total.

Yakni, sumber air di Gunung Pemandangan yang memiliki kapsitas 10 liter per detik, Gunung Tirawan memiliki kapasitas 20 liter per detik, dan Gunung Perak dengan kapasitas 10 liter per detik, dan dari tiga sumber air tersebut melayani sekitar 1.500 pelanggan.

Pelanggan yang kranya sudah tidak bisa mengalirkan air, bisa memperoleh layanan air bersih dengan menggunakan mobil tangki.

Untuk membantu melayani pendistsrsibusian air bersih kepada masyarakat, PDAM mengoperasikan enam unit mobil tangki milik sendiri ditambah dua unit mobil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru.

Ipansyah mengemukakan, selama kemarau beberapa pekan ini, masih ada tiga sumber air milik PDAM yang masih bisa dimanfaatkan untuik melayani masyarakat atau pelanggan.

  Tiga sumber air tersebut, Gunung Reli kapasitas 40 liter per detik melayani sekitar 7.000 pelanggan, Gunung Ulin memiliki kapasitas 25 liter per detik melayani sekitar 1.000 pelanggan, dan Gunung Sari dengan kapasitas 25 liter per detik untuk melayani sekitar 1.000 pelanggan.   

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015