Saham-saham Korea Selatan berada di jalur mencatat kerugian mingguan kelima pada Jumat, karena melonjaknya kasus COVID-19 dan meluasnya risiko inflasi menekan sentimen investor, sementara won melemah dan imbal hasil obligasi menguat.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merayap naik 3,31 poin atau 0,11 persen menjadi diperdagangkan di 2.950,69 poin pada pukul 01.02 GMT. Namun, indeks acuan telah merosor 0,7 persen sejauh minggu ini.

Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics diperdagangkan datar dan rekannya SK Hynix menguat 0,91 persen, sementara LG Chem jatuh 1,93 persen dan Naver tergelincir 0,12 persen.

Korea Selatan melaporkan 3.034 kasus baru COVID-19 pada hari Jumat, 24 jam setelah mencatat rekor harian tertinggi 3.292 kasus baru.

Indeks harga produsen Korea Selatan pada Oktober mencatat pertumbuhan paling tajam dalam 13 tahun, data bank sentral menunjukkan pada Jumat, menggarisbawahi tekanan inflasi yang dipimpin minyak dan mendukung pengetatan kebijakan lebih lanjut.

Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 19,3 miliar won di papan utama.

Won dikutip pada 1,182,7 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,19 persen lebih rendah dari penutupan hari sebelumnya di 1,180,4.

Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.183,1 per dolar, turun 0,1 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya dikutip pada 1.183,5.

Won telah melemah 8,2 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.

Di pasar uang dan utang, kontrak berjanga Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,03 poin menjadi 108,52.

Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 1,1 basis poin menjadi 1,964 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan naik 1,8 basis poin menjadi 2,356 persen.


 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021