Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Polres Kotabaru, Kalimantan Selatan, melakukan simulasi pengamanan pelaksanaan Pilkada serentak 2015.

Dalam simulasinya ada penyanderaan terhadap calon bupati dan wakil bupati dan penyandera meminta tebusan kepada keluarga korban sebesar Rp1 miliar.

"Pasangan calon bupati dan wakil bupati yang disandera itu itu tidak menyadari bahwa dirinya telah diintai oleh orang tak dikenal sejak terjadi aksi unjuk rasa yang anarkis buntut dari mosi ketidakpercayaan massa atas hasil penghitungan suara," kata Inspektur Satu Rosadi saat simulasi di Kotabaru, Kamis.

Salah satu pasangan yang melakukan konfoi disandera oleh empat orang tak dikenal dengan menggunakan dua buah sepeda motor trail untuk dibawa ke `Hotel Bohongan`.

Polres yang sudah mengidentifikasi lokasi Hotel Bohongan mencoba berkomunikasi dengan pihak penyandera dan bersedia membayar tebusan yang diminta, namun minta waktu sebentar dengan tujuan sambil menyusun strategi untuk melakukan penyergapan terhadap pelaku secara diam-diam.

Puluhan pasukan Brigadir Mobil (Brimob) dari Batulicin, Tanah Bumbu, dengan bersenjata lengkap mengendap-endap memasang bom di Hotel Bohongan, dan melakukan persiapan penyergapan.

Beberapa saat kemudian, terdengar ledakan keras dari arah hotel, dan ditengah kegelapan muncul sekelompok anggota Brimob berhasil menyelematkan pasangan Cabup dan Cawabup.

Pasukan Brimob juga berhasil menangkap satu pelaku penyandera, dengan kondisi luka dan langsung dimasukkan ke dalam mobil ambulan yang sudah disiapkan di luar hotel sebelum Simulasi Pengamanan Kota (Sispamkota).

Simulasi penanganan keamanan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Taman Siring Laut itu disaksikan enam pasangan calon bupati, wakil bupati bersama simpatisan, Penjabat Bupati Kotabaru H Isra, Ketua DPRD Kotabaru Hj Alfisah dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) serta ratusan masyarakat Kotabaru.

Kapolres Kotabaru Ajun Komisaris Besar Polisi Suhasto mengatakan pihaknya mengerahkan 518 personel gabungan dalam kegiatan simulasi menangani aksi massa yang anarkis dalam pemilihan bupati, wakil bupati serta gubernur dan wakil gubernur.

"Polres juga meminta bantuan 100 personel Brimob dari Polda Kalsel bergabung dengan Polres Kotabaru dalam simulasi ini," terang dia.

Simulasi diperlukan sebagai salah satu cara membiasakan petugas dalam menangani masalah yang bisa sewaktu-waktu muncul. Khusus untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Polres Kotabaru juga sudah melakukan pemetaan wilayah-wilayah rawan konflik dan tahapan yang berpotensi terjadi konflik.

"Namun semuanya sudah diantisipasi dan sudah ada strategi cara untuk mengatasinya. Mudah-mudahan tidak terjadi dan Pilkada di Kotabaru berjalan aman dan damai," kata dia.

Suhasto yakin masyarakat Kotabaru sudah turun-temurun terbiasa dengan hidup damai berdampingan, saling menghormati antar sesama, akan menjaga pilkada tetap kondusif.

"Kita harapkan bersama pada pesta demokrasi pemilihan bupati, wakil bupati dan gubernur, wakil gubernur yang digelar secara serentak 9 Desember juga kondusif, tidak ada anarkis dan hal-hal yang bisa menyebabkan keresahan," kata dia.

Dikatakan, pesta demokrasi di Kotabaru menjadi pesta terbesar di Kalsel, bahkan mungkin di Indonesia, di mana peserta calon bupati dan wakil bupatinya terbanyak, yakni enam pasangan.

Sementara itu, pasangan H M Iqbal Yudianor dengan H Syahiduddin mendapatkan nomor urut satu, dan pasangan H Rudy Suryana dengan Rizky Octavianor mendapatkan momor urut dua.

Pasangan H Sayed Jafar Al Idrus dengan H Burhanuddin mendapatkan nomor urut tiga dan pasangan H M Alamsyah dengan Risdianto Haleng HB mendapatkan nomor urut empat.

Selanjutnya pasangan H Irhami Ridjani dengan H Syamsul Alam Azhar mendapa nomor urut lima dan pasangan H Alpidri Supian Noor dengan H Gusti Syafrin Masrin mendapat nomor urut enam.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015