Dua mantan pejabat Pemrov Kalsel, Haris Makkie dan Akhmad Arifin memberikan pencerahan bagi pelaku dunia kepariwisataan di kawasan sentra wisata Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Provinsi Kalimantan Selatan.

Kedua orang yang merupakan pemerhati kepariwisataan tersebut berada di Loksado diundang khusus oleh Saiful Rahman (Camang) selalu pengelola penginapan Balai Punggal, Loksado, sekaligus ketua kegiatan untuk memberikan pencerahan pada acara camping,sharing, dan outdoor cooking competition di lokasi tersebut, Sabtu malam.

Kedatangan mantan pejabat tersebut bersama pemerhati pariwisata yang lain yang sekaligus tergabung dalam Komunitas Dangsanak Geoprak Meratus, Mohammad Ary, Paman Anum (Hasan Zainuddin) Haji Nabehani, Faried Soupian, serta Drs Amanul Yakin.
Akhmad Arifin di acara Loksado (Antaranews Kalsel/Hasan Z)


Kala itu haji Haris Makkie yang dikenal sebagai mantan Sekda Prov Kalsel, menilai Kawasan Loksado merupakan kawasan yang potensial sebagai objek wisata Kalsel yang harus lebih dibenahi sekarang.

Hanya saja ia berharap setiap kali adanya pengembangan pariiwisata harus berbasis masyarakat, artinya masyarakat harus menjadi pemain utama dalam bisnis pariwisata tersebut, pemerintah hanya bertindak sebagai regulator saja.

Menurut Haris Makkie yang juga sebagai pembina komunitas dangsanak geopark Meratus ini jika masyarakat yang banyak dilibatkan maka perkembangan wisata tersebut akan berkembang lantaran masyarakat ikut menikmati dalam kegiatan tersebut.
Anggota komunitas geopark Meratus (Antaranews Kalsel/Hasan Z)


Sementara Akhmad Arifin yang dikenal sebagai mantan pejabat Kesbangpol dan BPBD Kalsel itu diminta tampil lantaran ia sebagai guide senior yang merintis terbukanya wisata ke kawasan Loksado sejak tahun pertengahan 80-an.

Dalam kesempatan tersebut, Akhmad Arifin yang juga dari Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin ini begitu panjang lebar menceritakan asal muasal terkenalnya Loksado sebagai kawasan wisata, khususnya wisata petualangan.

Bahkan dalam ceramahnya yang hampir satu setengah jam tersebut selalu memperoleh tepuk tangan para hadirin yang sebagian besar adalah pemandu pemandu wisata yang masih muda, yang ingin menimba pengalaman dengan Akhmad Arifin.

Ia mengisahkan Loksado tahun 80-an begitu digandrungi wisatawan mancanegara dari Swedia, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, serta Jepang, karena memiliki hutan tropis basah yang menjadi lokasi petualangan, banyak pohon besar aneka plora dan fauna yang sulit ditemui di negara asal wisatawan.
Pemberian sertifikat Guide (Antaranews Kalsel/Hasan Z)


Loksado juga banyak kegiatan budaya masyarakat pedalaman seperti di balai-balai yang menjadi daya pikat wisatawan.

Tetapi di era tahun 21-an ini hutan primer sudah habis, balai-balai sudah banyak yang hilang, walau ada satu dua balai bukan lagi sebagai tempat tinggal, yang kesemuanya sudah mulai kehilangan daya pikat.

Tapi ia Loksado tak boleh putus asa tetapi terus berbenah dengan keindahan dan alamnya yang masih bagus, setidaknya untuk wisatawan lokal atau wisatawan nusantara, yang terbukti kunjungan wisatawan lokal sekarang kian membludak.
Camang ketua panitia (Antaranews Kalsel/Hasan Z)


Dalam kesempatan tersebut juga tampil pembicara Yansah dan Alif sebagai guide yang cukup dikenal di kawasan tersebut, disamping pencerahan singkat satu persatu dari anggota komunitas dangsanak geopark.

Juga  hadir sekaligus membuka  kegiatan tersebut, Kepala Bidang Dinas Pariwisata Kabupaten HSS, Zakir (Om Zak) yang menilai pertemuan kali ini banyak memberikan manfaat, karena adanya masukan masukan dan kritikan yang sangat bernilai dalam upaya memajukan wisata HSS, khususnya Loksado.

Disela kegiatan tersebut diserahkan piagam kompetensi bagi 19 pemandu wisatawan muda kawasan Loksado yang sebelumnya diberikan pelatihan. Kegiatan itu pula dirangkaikan dengan lomba masak atau koki gunung.
Om Zak Kabid pariwisata HSS (Antaranews Kalsel/Hasan Z)




 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021