Merek mode Christian Dior pada Rabu (28/9) waktu setempat memamerkan koleksi gaun mini berwarna-warni bergaya era 1960-an dan 1970-an di atas panggung peragaan busana Pekan Mode Paris (Paris Fashion Week).
Gelaran mode terbesar dan bergengsi ini akan berlangsung hingga 5 Oktober di Prancis setelah jeda pandemi selama berbulan-bulan, mengikuti kemegahan acara serupa di pekan mode New York, London, dan Milan pada tahun ini.
“Selama krisis pandemi, kami melakukan banyak pertemuan melalui video virtual. Saya pikir itu tidak sama dan benar-benar berbeda karena fesyen adalah sesuatu yang Anda tunjukkan di atas panggung,” kata perancang busana perempuan milik LVMH, Maria Grazia Chiuri, dalam sebuah wawancara sebagaimana dikutip dari Reuters pada Rabu.
Desainer Chiuri menampilkan koleksi rumah mode Dior yang mengacu pada rancangan Marc Bohan yang dikenal dengan gaya modern “Slim Look” era 1960-an dan 1970-an.
Chiuri mengubah jaket Bar khas Dior dengan potongan kotak pendek, membulatkan bagian bahu, serta memadukannya dengan rok mini dan celana pendek bermuda.
Dia menggunakan bahan kain scuba dengan menambahkan sentuhan sporty pada deretan tampilan blok warna yang serasi dengan mantel yang disesuaikan dengan gaun.
“Saya membawa referensi ini pada siluet atau garis luar (outline) serta bentuk, dalam warna yang berani dan juga sangat grafis,” kata Chiuri.
Ia melengkapi kembali sepatu bot go-go dan sepatu hak rendah khas desainer Mary Jane dari era tersebut, menampilkannya dalam warna merah muda cerah dan oranye terang dengan tali dan sol karet putih.
Pola termasuk cetakan macan tutul neon dan kamuflase pastel serta gambar binatang yang diaplikasikan dengan teknik bordir.
Chiuri juga bekerja sama dengan seniman Anna Paparatti asal Italia untuk mendesain set dan scenography pertunjukan. Pada 1960-an, Paparatti dikenal dengan karya yang membawa pesan ironi, seperti “permainan nonsense”, mempertanyakan omong kosong dan absurditas kehidupan.
“Inti dari fesyen adalah tentang permainan, orang menggunakan busana untuk tampil, untuk menggambarkan diri mereka sendiri, untuk bersenang-senang,” kata Chiuri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Gelaran mode terbesar dan bergengsi ini akan berlangsung hingga 5 Oktober di Prancis setelah jeda pandemi selama berbulan-bulan, mengikuti kemegahan acara serupa di pekan mode New York, London, dan Milan pada tahun ini.
“Selama krisis pandemi, kami melakukan banyak pertemuan melalui video virtual. Saya pikir itu tidak sama dan benar-benar berbeda karena fesyen adalah sesuatu yang Anda tunjukkan di atas panggung,” kata perancang busana perempuan milik LVMH, Maria Grazia Chiuri, dalam sebuah wawancara sebagaimana dikutip dari Reuters pada Rabu.
Desainer Chiuri menampilkan koleksi rumah mode Dior yang mengacu pada rancangan Marc Bohan yang dikenal dengan gaya modern “Slim Look” era 1960-an dan 1970-an.
Chiuri mengubah jaket Bar khas Dior dengan potongan kotak pendek, membulatkan bagian bahu, serta memadukannya dengan rok mini dan celana pendek bermuda.
Dia menggunakan bahan kain scuba dengan menambahkan sentuhan sporty pada deretan tampilan blok warna yang serasi dengan mantel yang disesuaikan dengan gaun.
“Saya membawa referensi ini pada siluet atau garis luar (outline) serta bentuk, dalam warna yang berani dan juga sangat grafis,” kata Chiuri.
Ia melengkapi kembali sepatu bot go-go dan sepatu hak rendah khas desainer Mary Jane dari era tersebut, menampilkannya dalam warna merah muda cerah dan oranye terang dengan tali dan sol karet putih.
Pola termasuk cetakan macan tutul neon dan kamuflase pastel serta gambar binatang yang diaplikasikan dengan teknik bordir.
Chiuri juga bekerja sama dengan seniman Anna Paparatti asal Italia untuk mendesain set dan scenography pertunjukan. Pada 1960-an, Paparatti dikenal dengan karya yang membawa pesan ironi, seperti “permainan nonsense”, mempertanyakan omong kosong dan absurditas kehidupan.
“Inti dari fesyen adalah tentang permainan, orang menggunakan busana untuk tampil, untuk menggambarkan diri mereka sendiri, untuk bersenang-senang,” kata Chiuri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021