Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Pelaksanaan arakan tanglong di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan dikomentari miring oleh "netizen" di media sosial.
    
"Netizen" membully Pemkab HSU   terkait pelaksanaan arakan tanglong  yang diplesetkan sebagai "pesta jin" karena terdapat beberapa peserta tanglong mendapat bantuan sponsor dari pengusaha toko obat yang selama ini diduga menjual obat zenit.
    
"Jadi arakan tanglong kemaren diplesetkan sebagai pesta jin atau pesta zenit," ujar Kepala Dinas Pendidikan Rahmat di Amuntai Rabu.
    
Rahmat saat membuka sosialisasi PAUD di SMA 2 Amuntai meluruskan kesalahpahaman sebagian masyarakat atau netizen yang membully Pemkab HSU di media sosial tersebut.
    
Adanya sponsor dari toko obat tersebut, kata Rahmat, merupakan inisiatif dari beberapa peserta arakan tanglong di luar pengawasan pihak panitia dari Pantia Hari Besar Islam (PHBI) sedangkan Pemkab hanya memfasilitasi kegiatan arakan tanglong tersebut.
    
"Memang kasus ini menjadi pembelajaran bagi PHBI dimasa mendatang untuk memperketat pengawasan terhadap para sponsor yang membiayai peserta tanglong, namun permasalalahan bukan kesalahan Pemkab HSU," katanya.
    
Rahmat mengatakan, melalui bagian Kesra Setda HSU, Pemkab hanya bisa memberikan bantuan bagi tiap peserta tanglong dana sebesar Rp350 ribu.
    
"Bagian kesra tentu terbatas anggarannya untuk memberi bantuan peserta arakan tanglong ini," imbuhnya.
    
Adanya sponsor toko obat yang diduga menjual zenit ini, kata dia, jangan lantas menganggap Pemkab mendukung peredaran obat terlarang.
    
Bahkan, lanjut dia, Pemkab HSU melalui Dinas Pendidikan sudah membentuk Satgas anti narkoba untuk memerangi peredaran barang haram ini.
    
Rahmat menjelaskan, pelaksanaan kegiatan arakan tanglong juga bukan atas kehendak Pemkab HSU, melainkan sudah menjadi budaya dan murni atas kehendak masyarakat untuk tujuan syiar Islam menyambut Nuzulul Qur'an dan menyemarakan Ramadan.
    
"Tradisi ini dari kegiatan bagarakan sahur yang dilakukan masyarakat setiap Ramadan yang kemudian dilombakan melalui arakan tanglong," tutur Rahmat.
    
Bahkan, tutur dia, di masa kepemimpinan Bupati Suhailin Muchtar kegiatan arakan tanglong pernah coba dihentikan namun mendapat protes keras dari warga sampai-sampai rumah dinas bupati dilempari batu.
    
Sedang pada masa Bupati Fakhruddin kegiatan arakan tanglong juga coba diganti melalui lomba maulid habsy namun kurang berhasil.
    
"Hingga saat ini pemerintah kabupaten hanya memfasilitasi keinginan masyarakat yang ingin kegiatan arakan tanglong dilaksanakan setiap Ramadan," katanya.
    
Kegiatan arakan tanglong kemaren sempat dihadiri dan dibuka Wakil Gubernur Rudy Resnawan yang menyatakan gembira atas dilaksanakannya kegiatan arakan tanglong.
    

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015