Cabang olahraga atletik Sumatera Barat mewaspadai kondisi geografis yang berbeda yang bisa menjadi kendala bagi atlet mereka meraih prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.

Pelatih atletik Sumatera Barat Ediwarman di Padang, Minggu, mengatakan perbedaan kondisi geografis antara Sumbar dengan Papua juga mempengaruhi penampilan atlet nantinya.

Menurut dia, untuk lomba lari 100 meter atau lari marathon, para atlet tentu perlu adaptasi karena klaster Mimika berada di kawasan pegunungan.

Baca juga: Yang paling menarik pada hari ketiga Atletik Olimpiade

"Kita sudah minta sejumlah atlet beradaptasi dengan menggelar latihan di dataran tinggi seperti di Kabupaten Limapuluh Kota dan Solok," kata dia.

Selain itu kendala lain yang dihadapi adalah informasi terkait situasi terkini di Papua yang juga menjadi beban tersendiri bagi atlet.

"Berita penembakan oleh KKB yang terjadi saat ini menjadi kendala psikologis bagi atlet," kata dia.

Ia mengatakan para pelatih dan atlet terus bekerja keras dalam latihan untuk memberikan yang terbaik dan sejauh ini seluruh atlet bersemangat dan siap secara fisik dan mental untuk bertanding.

Baca juga: Lalu Muhammad Zohri finis kelima dengan waktu 10,26 detik

Meski menjalani latihan terpisah, pihaknya memastikan latihan yang dijalankan sesuai dengan program latihan yang telah dibuat bersama.

"Kalau skenario dengan rencana ini berjalan serta atlet bersemangat dan tidak mengalami cedera maka target emas ini bisa kita capai," kata dia.

Sumbar sendiri mengirim 14 atlet atletik yang berlaga di PON Papua yakni Fauma Depril Jumra, Rafika Putra, Yaspi Boby, Lusiana Satriani, Bayu Trianata Sari, Anjelina Eka Putri, M. Arie Desman, Fajar Hidayat,

Kemudian Hamdan Sayuti, Erit Martahiret, Ramadona, Chenia Four Gustin A, Jayanti Nanda Fitri dan Syafitri.

Pewarta: Mario Sofia Nasution

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021