Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Dinas Peternakan Kalimantan Selatan mengawasi kemungkinan dijualnya daging tidak layak konsumsi selama bulan Ramadan hingga menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah.


Kepala Dinas Peternakan Kalsel Sabrie Madani di Banjarbaru, Ahad, mengatakan banyaknya permintaan daging membuka peluang pedagang menjual daging tidak layak konsumsi.

"Makanya, kami mengawasi adanya kemungkinan daging tidak layak konsumsi yang dijual seperti daging gelonggongan dan daging oplosan dicampur daging babi," ujarnya.

Dijelaskan, daging gelonggongan tidak layak konsumsi karena sudah diperlakukan tidak wajar dengan memasukkan air ke dalam tubuh sapi sebelum disembelih agar lebih berat.

Ia mengatakan, kualitas daging yang sudah bercampur air, menurun sehingga cepat busuk dan tidak layak untuk dikonsumsi karena diduga mengandung bakteri.

"Daging gelonggongan tentu tidak baik dikonsumsi karena cepat busuk sehingga masyarakat diimbau lebih cerdas sebelum membeli daging agar tidak mengonsumsinya," pesan dia.

Selain daging sapi gelonggongan, pihaknya juga mengawasi daging sapi yang dioplos atau dicampur dengan daging babi dan dijual bebas kepada masyarakat di pasar tradisional.

"Daging sapi tidak boleh dioplos dengan daging babi karena bagi umat muslim diharamkan sehingga kami berharap pedagang bijak menjual dagangannya," ujar dia.

Dikatakan, sejauh ini masih belum ditemukan daging sapi gelonggongan dan daging sapi yang dioplos dengan daging babi dipasaran tetapi tidak menutup kemungkinan itu terjadi.

"Meski belum ditemukan daging sapi gelonggongan dan daging oplosan kami tetap mengawasi berkoordinasi dengan dinas dan instansi terkait di kabupaten dan kota," katanya.

Ditambahkan, pembinaan juga dilakukan mulai di pemotongan sapi hingga pedagang daging sapi agar menaruh ditempat yang bersih supaya daging tidak cepat busuk.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015