Wakil Bupati (Wabup) Hulu Sungai Selatan (HSS), Syamsuri Arsyad, memastikan pihaknya tidak memberikan kelonggaran waktu untuk pembangunan open channel pengelolaan limbah tambang batu bara, PT Antang Gunung Meratus (AGM) tetap diminta menggenjot percepatan pembangunan tersebut.
Ia mengatakan, memang menerima permintaan perpanjangan waktu namun pihaknya menolak, karena memang target perjanjian pembangunan sarana pembangunan pengolah limbah tambang tersebut sesuai perjanjian telah berakhir di minggu pertama bulan Agustus 2021 ini.
"Secara teknis di lapangan memang ada kendala yang tidak bisa dihindari, tetapi itu tidak melemahkan perjanjian kita dengan PT AGM, dan mereka terus memfasilitasi pembangunan dengan tambahan alat dan jam kerja," katanya, dalam keterangan, Senin (9/8) kemarin dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bulanan.
Dijelaskan dia, limbah yang keluar dari PT AGM diketahui memang ada yang tetap tersalurkan ke Sungai Amandit, karena kondisi air penuh di tempat penampungan yang ada di lokasi mereka.
Pihaknya dalam waktu bersama jajaran Dispera KPLH HSS merencanakan akan melakukan kunjungan langsung ke lokasi pembangunan untuk memastikan pencapaian pembangunan, namun secara umum ia juga melihat apa yang dilakukan PT AGM sudah berusaha cukup keras dalam merealisasikannya.
Kepala Dispera KPLH HSS, Ronaldy P Putra, mengatakan dalam hal penangangan kekeruhan di Sungai Amandit dalam hal pembangunan open channel di PT AGM dilaksanakan dengan luasan mencapai 1,8 kolometer.
"Pada saat ini batas waktu ditentukan berakhir 5 Agustus 2021, namun pada saat monitoring beberapa waktu ada beberapa kendala di lapangan, hingga PT AGM memohon perpanjangan waktu," katanya.
Menurut dia, sampai dengan saat ini tidak perpanjangan waktu, dan untuk permasalahan mendasar di lapangan serta menyita waktu cukup lama adalah pembebasan lahan, tapi persolan ini sudah dapat selesaikan di awal bulan Agustus 2021 di mana sudah 100 persen lahan tersebut bisa dibebaskan.
Untuk pembangunan open channel sendiri sudah 87 persen dan diperkirakan dalam waktu dekat akan selesai 100 persen pelaksanaan pekerjaannya, dan dalam upaya percepatan tersebut maka PT AGM melaksanakan pekerjaan dengan dua shift dengan durasi waktu 24 jam satu hari, serta penambahan alat.
Selain itu, melalui manajemen PT AGM juga diminta untuk pengaktifan open channel dilaksanakna bulan ini secara bertahap untuk menghindari penambahan kekeruhan.
"Sebab pengerukan di lahan baru di buka, drainaser akan terjadi pengerusan tanah baru yang dikeruk, maka manajemen PT AGM akan melaksanakan pengaktifan ini secara bertahap dalam menghindari dampak kekeruhan yang dimungkinkan," katanya.
Pihaknya juga kembali mengujungi lokasi tambang, baik di KUD Karya Murni maupun PT AGM, untuk melihat kondisi terakhir perkembangan penanganan kekeruhan di Sungai Amandit.
Juga tidak lupa, ia ,mengucapkan terima kasih kepada masyarakat HSS yang telah aktif melaporkan terjadi kekeruhan, baik yang terjadi karena aktifitas pertambangan maupun galian c, dalam hal ini penambang pasir.
"Karena ada saja penambang pasir yang curi-curi waktu waktu disela partoli petugas, lalu mengakibatkan kekeruhan air atau yang membuang limbahnya di Sungai Amandit," katanya.
Baca juga: Satgas penambang ilegal PT AGM dapat penghargaan dari Dit Pamobvit Polda Kalsel
Baca juga: Tim teknis pastikan pengendalian limbah tambang PT AGM selesai target
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021