Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, antusias menyaksikan pameran edukasi sejarah Islam "Mummy Firaun" yang diselenggarakan di Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin pada 28 Mei hingga 4 Juni 2015.

Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan HM Hawari pada pembukaan pameran buku di Banjarmasin, Kamis mengatakan, pameran mumi Firaun tersebut diselenggarakan sebagai upaya panitia menarik minat masyarakat untuk mengunjungi pameran buku.

"Selama ini pameran buku kurang mendapatkan respon dari masyarakat, sehingga panitia mengkombinasikan dengan pameran edukasi replika "Mummy Firaun" juga berbagai lomba yang kini mulai diselenggarakan," katanya.

Beberapa lomba yang bisa diikuti masyarakat dan remaja umum adalah, lomba baca puisi tingkat SD, lomba mewarna tingkat TK, lomba pidato tingkat mahasiswa, lomba bercerita SD-SMA, seminar minat baca, bedah buku perang Banjar, dan lomba melukis, serta lomba foto dan workshop fotografi.

Pada hari pertama dibuka, pameran replika yang juga menampilkan tali penyihir Firaun, replika kitab Taurat dan tongkat serta beberapa benda yang menggambarkan sejarah perjalanan Firaun, dipadati oleh pengunjung.

Para pengunjung yang sebagian besar adalah para siswa, tampak antusias melihat berbagai benda yang ditampilkan, juga film yang diputar di ruang studio mini di lokasi pameran.

Menurut Hawari, pameran buku yang diselenggarakan bekerjasama dengan Ikatan Penerbit Indonesia tersebut, sebagai upaya meningkatkan minat baca.

Selain pameran, kata dia, pihaknya juga berupaya meningkatkan minat membaca dengan memperbanyak perpustakaan desa.]

Sebelumnya, Hawari mengungkapkan, Perpusdes yang dikembangkan di 13 kabupaten/kota berjumlah 728 buah, pada 2015 direncanakan bertambah 88 buah.

"Kita akan berupaya meningkatkan minat baca masyarakat antara lain dengan program setiap satu Perpusdes bisa melayani dua desa," katanya.

"Kami menargetkan seribu perpustakaan desa, dan sampai saat ini masih tersisa 184 perpustakaan yang harus dibangun," katanya.

Hawari berharap perkembangan perpustakaan desa akan mampu menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai rujukan untuk mengembangkan wawasannya dan hingga minat baca juga akan semakin meningkat.

Hasil evaluasi dari 3.854.485 jiwa penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel) yang potensial menjadi pemustaka sebanyak 963.622 atau sekitar 25 persen.

Namun seiring upaya pengembangan jumlah perpusdes, harus diimbangi dengan peningkatan tenaga pustakawan atau pengelola perpustakaan dari segi kuantitas dan kualitasnya.

"Berdasarkan data 2014 Badan Perpustardaprov Kalsel hanya ada sebanyak 106 tenaga pustakawan profesional," katanya.

Tenaga pustakawan ini, Kata Hawari, tersebar di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi, kabupaten/kota, perpustakaan sekolah, perguruan tinggi dan instansi.

Ia menyayangkan, masih kurang tersedia formasi tenaga pustakawan pada setiap rekrutmen pegawai negeri sipil.

"Tidak ada formasi yang tersedia untuk pengangkatan pustakawan baru," ungkapnya.Hawari menuturkan, sejak 2009 sudah sebanyak 779.500 eksemplar buku disalurkan kepada semua jenis perpustakaan di Kalsel, baik melalui dana APBD Provinsi maupun APBD kabupaten.

Guna mendorong peningkatan perpustakaan dan minat baca digelar berbagai lomba berjenjang hingga ke tingkat nasional, seperti lomba bercerita, lomba perpustakaan desa/kelurahan, lomba perpustakaan sekolah dan pemilihan pustakawan berprestasi.

"Kita juga menggelar Kalsel Book Fair setiap tahun dan mendukung kegiatan serupa yang dilaksanakan berbagai kalangan guna mendorong minat baca," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015