Pebulu tangkis Indonesia Greysia Polii mengungkapkan alasan di balik kebiasaannya yang kerap menebar senyum saat bertanding di lapangan, termasuk dalam laga final ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.

Menurut Greysia, kebiasaan itu terbentuk karena dia terinsipirasi legenda bulu tangkis perempuan China Gao Ling yang suka melemparkan senyuman ketika sedang bertanding di lapangan, termasuk saat berhadapan dengan dirinya.

“Saya belajar dari salah satu pemain China senior dulu. Dia jago banget namanya Gao Ling. (Bola) dia mau mati, dia senyum terus. Terus saya bilang ‘ini orang kayaknya hidupnya enggak ada beban ya, bermainnya kok enak banget,’” ungkap Greysia dalam jumpa pers bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diikuti virtual di Jakarta, Jumat.

Sejak saat itu, Greysia mulai mencari tahu dan menemukan bahwa kebiasaan tersenyum saat sedang bertanding itu tidak hanya bisa meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga mampu memancarkan aura positif kepada pasangan sehingga dapat membantu menurunkan ketegangan selama di lapangan.

Tak hanya itu, kebiasaan tersenyum, menurut Greysia, juga bisa mempengaruhi psikologis lawan.

“Dan luar biasanya lawan menjadi bingung. Saya sudah mencoba berbagai cara gimana caranya (bola) mati, tetapi kenapa dia hanya tersenyum,” ujar atlet berusia 33 tahun itu.

“Saya pernah melawan Gao Ling saya sampai kesal sendiri. Aduh sebel banget. Kok dia seperti menyepelekan saya, ya senyum-senyum terus. Tapi dia jago, saya juga tidak pernah mengalahkan dia,” pungkas dia.

Selain dikenal sebagai pemain yang hebat di lapangan, Gao Ling juga dikenal sebagai pebulu tangkis yang murah senyum. Dia juga dianggap sebagai legenda pemain ganda karena bisa meraih empat medali (dua emas, satu perak, satu perunggu) dalam dua Olimpiade secara berturut-turut, yakni di Sydney 2000 dan Athena 2004.

Gao Ling yang pensiun pada 2008 itu juga telah memenangi gelar di hampir setiap turnamen bergengsi, antara lain peraih empat gelar di Kejuaraan Dunia, tiga di antaranya pada sektor ganda putri bersama Huang Sui (2001, 2003, dan 2006), dan satu di ganda campuran bersama Zhang Jun pada 2001.

Perempuan yang kini berusia 42 tahun itu juga sempat mencatatkan rekor dengan perolehan enam gelar ganda putri secara beruntun di All England pada periode 2003-2008.

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021